Insitekaltim,Samarinda – Plt Kepala Dinas Pangan, Tanaman, dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Kaltim Rini Susilawati menyebutkan kenyang tidak harus nasi yang merupakan slogan nasional itu bermaksud agar terciptanya keseimbangan.
“Jadi harus ada karbo yang lainnya, seperti jagung, ubi, jelai, dan porang sekarang sudah instan pake saset,” kata Rini.
Hal itu ia sampaikan usai mengikuti pembukaan Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional Tahun 2023 di halaman parkir Dinas Pangan, Tanaman, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Senin (26/6/2023).
Rini menjelaskan, berbagai upaya untuk menggalakkan kenyang tidak harus nasi sudah dilakukan pihaknya, seperti pada tahun 2011 telah dikeluarkan peraturan gubernur (pergub) terkait percepatan disverifikasi pangan.
“Setelahnya kita akan update lagi menyesuaikan situasi yang ada. Kemudian seperti event ini non beras non terigu jadi konsumsinya yang di luar makan siang menu kudapannya non beras non terigu,” terangnya.
Ia menyadari, Kaltim merupakan wilayah heterogen dan warganya memiliki berbagai selera.
“Tidak semua suka singkong, tapi rata-rata kita suka singkong yang direbus untuk dimakan pakai sambel dan sebagainya,” ucapnya.
Sementara pangan lokal khas Kaltim, lanjut Rini, yakni jelai. Ia menerangkan, jelai mirip seperti anjeli di Jawa Barat dengan harganya yang cukup mahal, yakni sekitar Rp50 ribu per kilo.
“Sekarang sumbernya dari Kubar dan diperbanyak ditempat lain termasuk di Kukar. Kita akan munculkan kembali semua pangan lokal itu,” sebutnya.
Ia menambahkan, di sisi lain masyarakat semakin cerdas dan pola hidup masyarakat juga sudah berubah.
“Mereka kan mau sehat dan produktif dari hari kehari mengurangi kandungan gula yang dari nasi sehingga tentu saja yang muda-muda bergerak lah ke arah itu. Jadi kenyang tidak harus nasi,” pungkasnya.
Ia tambahkan Agustus nanti akan digelar pula Festival Pangan Lokal.