
Insitekaltim, Sangatta – Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kutim Zubair meminta Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk kreatif dan inovasi untuk menggali sumber pendapatan yang lain.
Hal ini bertujuan untuk memacu kemandirian fiskal keuangan daerah agar ke depannya program pembangunan daerah tidak bergantung pada dana penerimaan yang diberikan pemerintah pusat.
Zubair mengatakan dalam mewujudkan kemandirian fiskal, maka pendapatan asli daerah (PAD) harus bisa ditingkatkan, sebab indikator mandiri dalam struktur anggaran pendapatan dan belanja (APBD), PAD suatu daerah minimal 50 persen porsinya dari APBD.
Ia mengatakan, meski Kutim memiliki 11 sektor pajak yang menjadi sumber PAD namun tingkat pendapatannya masih tergolong stagnan. Oleh karena itu penambahan PAD tidak hanya berorientasi pada pajak dan retribusi.
“Kalau pun kita tetap memaksa maka ini akan ada unsur-unsur membebani masyarakat,” jelasnya.
Oleh karena itu, Bapenda harus memiliki terobosan dan inovasi baru untuk menggali sumber pendapatan yang lain. Atau langkah kongkretnya, pemerintah berbisnis.
“Tapi bisnisnya tetap bisnis dengan aturan yang legal dan sah,” tuturnya.
Ia mengatakan selain, Perumda pemerintah memiliki alat bisnis lain yakni Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Milik Desa yang bisa diupgrade untuk meningkatkan PAD Kutim.
“Kalau soal modal, siapa bilang gak punya modal. Sekarang anggaran banyak mau dikemanakan,” ungkapnya.
Zubair mengatakan akan dilakukan pemanggilan terhadap Bapenda untuk mediskusikan lebih lanjut bagaimana eksplorasi sumber pendapatan daerah Kutim yang kaya akan sumber daya alamnya
“Misalnya sektor-sektor perikanan, itu kan luar biasanya. Kenapa tidak kita gali. Dari pertanian ada pisang, kenapa kita tidak tuangkan ini juga. Nanti saya panggil Bapenda untuk mendiskusikan hal ini,” tandasnya