INSITEKALTIM SAMARINDA – Pelaksanaan pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,02 kilometer (Km) bakal gagal digunakan akhir tahun karena ada sebagian lahan warga belum terbayar
Keberatan warga simpang pasir kecamatan Palaran Samarinda berlanjut sampai ke pengadilan negeri Samarinda, persoalan tersebut muncul karena adanya warga yang keberatan lahannya tidak dibayar oleh pemerintah provinsi Kaltim
Sidang keberatan tidak dibayarnya lahan warga Simpang Pasir Palaran sudah memasuki sidang untuk kedua kalinya dan menurut jadwal sidang ketiga akan digelar di Kamis(6/9/2018) di pengadilan Samarinda Untuk sidang kedua perwakilan dari apprizal dan KJPP tidak hadir
Menurut Roy Hendrayanto kepada insitekaltim menyebutkan bahwa pembangunan jalan tol Balikpapan Samarinda bakal gagal digunakan pada tahun ini. Alasannya sudah jelas bahwa ada warga merasa keberatan karena lahan yang digunakan untuk aksis jalan tol sampai saat ini belum terselesaikan
Apakah mungkin pembangunan tol tersebut bisa selesai pada masa jabatan Awang Faroek. Dari mana melihatnya gubernur yakin jalan tol Balikpapan Samarinda diakhir tahun 2018 bisa digunakan sedangkan sebagian pembebasan warga belum terbayar
Selain itu kami menilai tim bentukan pemprov. Kaltim, seperti apprizal, BPN, KJPP tidak maksimal kerjanya karena dalam menentukan harga ditempat yang sama tapi harganya beda. Hal ini menimbulkan kecurigaan ada apa dengan tim tersebut,”beber Roy
Kami minta penyidik bisa masuk dan bisa menyelidiki terhadap tim bentukan Pemprov. Kaltim. Coba kita lihat pembayaran pertama harga cukup tinggi akan tetapi pada saat mau pembayaran terakhir harga yang dipakai tidak sesuai dengan harga sebelumnya, “ungkap Roy Hendrayanto
Dalam. Berita sebelumnya menurut Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak, capaian pengerjaan jalan tol pertama di wilayah Kalimantan ini sangat baik. “Sesuai komitmen saya pada akhir tahun ini sudah ada segmen tol yang bisa dioperasionalkan,” katanya saat Gubernur Menyapa lewat program siar RRI Samarinda di VVIP Room Lamin Etam, Kamis (30/8/2018).
Dia meminta instansi teknis terkait bersama kontraktor pelaksana segera mempersiapkan berbagai fasilitas lainnya untuk kelengkapan operasional jalan tol segmen 1.
Diungkapkannya, seksi I terbagi dalam lima segmen dan masing-masing segmen memiliki tingkat kesulitan pengerjaan yang berbeda-beda. Namun, dipastikan hingga akhir 2018 untuk semua segmen sudah mencapai 100 persen sehingga terkoneksi secara langsung kelima segmen untuk dioperasionalkan (soft opening).
Misalnya, segmen 2 hasil pengerjaan sudah mencapai 93,68 persen dari target 95,97 persen dan segmen 3 terealisasi 93,48 persen dari target 93,31 persen. Sedangkan segmen 4 target pengerjaan 86,57 persen namun terealisasi 76,81 persen atau devisiasi 9,75 persen.
Sementara itu, segmen 5 dengan target pelaksanaan kegiatan sebesar 72,53 persen dan terealisasi 60,80 persen atau terjadi devisiasi 11,72 persen. Terhadap hasil capaian kegiatan terutama belum tercapai target pengerjaan, gubernur meyakini akan tuntas sebelum akhir 2018.
“Keterlambatan pengerjaan dari target sebab terkendala cuaca. Namun, saya yakin sebelum akhir tahun sudah clear 100 persen. Presiden Jokowi sudah dua kali meninjau seksi I ini dan beliau berjanji akan mendorong penuntasan tol secara keseluruhan,” ungkap Awang Faroek.
Wartawan sukri
525 Views