
Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memprioritaskan program pembinaan terhadap dua pesta adat yaitu Lom Plai dari Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Wahau dan Pelas Tanah dari Kota Sangatta.
Kedua pesta adat tersebut merupakan kebudayaan peninggalan dari nenek moyang. Pesta Adat Lom Plai dilakukan oleh masyarakat Dayak Wehea sebagai rasa syukur atas panen yang mereka dapatkan.
Sedangkan Pelas Tanah dilakukan oleh masyarakat Kutai sebagai wujud pembersihan suatu tempat agar terus mendapat kesejahteraan dan kemakmuran dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Kami melakukan pembinaan terhadap kedua pesta adat ini untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita,” ujar Sekretaris Disbud Kutim, Nurullah saat ditemui oleh Insitekaltim.con di ruangannya, Kantor Dinas Kebudayaan, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Selasa lalu (25/5/2021).
Pasalnya, suku asli di Kutim terdiri dari suku Kutai dan Dayak. Sehingga tidak heran kedua budaya tersebut harus terus dilestarikan. Nurullah berharap dapat melestarikan pesta adat di berbagai daerah di Kutim.
“Desa di wilayah Kutim memiliki pesta adat yang berbeda-beda sehingga kami memerlukan dukungan pemerintah daerah (pemda) untuk melestarikannya,” ungkap Nurullah.
Ia menambahkan pihaknya melakukan koordinasi dengan bagian adat saat akan melaksanakan pesta adat tersebut. Kemudian Disbud akan mengarahkan bagaimana teknis pelaksanaanya serta mensosialisasikan kepada masyarakat desa lain agar dapat menghadiri pesta tersebut.
“Pesta adat itu terus dilakukan setiap tahun dengan gotong royong masyarakat setempat. Terkait hal ini, mereka juga ingin pemerintah mendukung baik dari segi anggaran maupun sarana dan prasarana (sarpras),” tutup Nurullah.