
Reporter: Astuti – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Dalam rangka Rapat Paripurna ke-7 Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menyampaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2024 saat di Gedung DPRD.
Penyampaian itu disaksikan Ketua DPRD Kutim Joni, Wakil Ketua DPRD Kutim Arfan dan sejumlah anggota DPRD yang hadir.
Ardiansyah mengatakan, jika penyusunan RPJMD akan mengacu pada sistem perencanaan pembangunan nasional yang sesuai dengan Undang-Undang (UU) 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) 640/2016/ SG tentang Dokumen Penyusunan Pembangunan Daerah.
“Inikan rancangan awal RPJMD yang kita lakukan untuk tahun 2021 sampai 2026 nanti yang merupakan persiapan untuk semua kegiatan-kegiatan daerah yang nantinya mengacu pada UU yang ada,” ucapnya kepada awak media usai mengikuti rapat RPJMD di Gedung DPRD kawasan Bukit Pelangi pada Selasa, (20/4/2021) lalu.
Dalam proses penyusunan RPJMD, dia meminta kepada seluruh pimpinan, aparatur perangkat daerah serta seluruh stakeholder, menyatukan tekad dan langkah untuk bersama-sama mewujudkan visi dan misi Pemkab Kutim, yakni menata Kutim sejahtera untuk semua.
Untuk mencapai visi misi tersebut, Ardiansyah menjabarkan lima misi yang akan dijalankan yakni, mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan bersatu, mewujudkan daya saing ekonomi masyarakat berbasis sektor pertanian, menyediakan infrastruktur dasar bagi masyarakat secara proposional dan merata.
Selain itu Ardiansyah juga menyampaikan laporan pembangunan Kutim di 2020 mengalami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dalam produk domestik regional bruto (PDRB) Kutim dan pertumbuhan ekonomi. Untuk jumlah pendidik miskin di tahun 2020 ada 36.980 orang atau mengalami peningkatan 0,07 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, indeks pembangunan manusia (IPM) 2020 sebesar 73 lebih rendah dari 2019 yakni 73,49.
“Jumlah penduduk miskin, pada 2020 tercatat 36.980. Mengalami peningkatan 0,07 persen dari tahun sebelumnya. IPM 2020 mencapai poin 73, lebih rendah dari 2019. Mudah-mudahan di tahun 2022 ekonomi Kutim semakin membaik dari sekarang,” tutupnya.