Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Diskusi Publik Gerakan Peduli Samarinda digelar hari ini, Sabtu (21/12/2019) di Ballroom Kota Bangun Lantai 10 Hotel Selyca Mulia, Jalan Bhayangkara, Kota Samarinda.
Diskusi ini dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi baik dari Kota Samarinda maupun Provinsi Kalimantan Timur, para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing, serta beberapa tokoh milenial dan tamu undangan lainnya. Salah satunya ialah Prof. Sarosa Hamongpranoto.
“Diskusi dilakukan bukan hanya masalah pencalonan Walikota dan Wakil Walikota saja, namun juga untuk melihat perkembangan Kota Samarinda kedepannya sebagai Kota Penyangga IKN. Tentunya Samarinda memiliki spesifikasi yang mendukung, tetapi harus didukung juga oleh pimpinan yang memiliki komitmen untuk membangun dan menggerakkan masyarakatnya,” ungkap Sarosa.
Sarosa menegaskan, bahwa Kota Tepian ini harus benar-benar siap.
“Sebenarnya potensinya ada, punya inovasi juga. Masalahnya bagaimana harus mempersatukan masyarakatnya saja, agar dalam benak masyarakat bisa merasa kalau Samarinda ini milik bersama,” katanya.
Sarosa menjelaskan bahwa Sungai Karang Mumus, jika dikelola dengan baik akan mampu menjadi tempat wisata.
“Di Bangkok sana itu sungainya lebih hitam dibandingkan dengan Karang Mumus. Tapi dilakukan pengelolaan yang baik sehingga bisa dijadikan obyek wisata, diharapkan kita juga bisa begitu,” tambahnya.
Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Bernaulus Saragih, M.Sc menjelaskan, bahwa dari 4 Kota di Kaltim, Kota Samarinda akan mengalami ketertinggalan pada tahun 2045.
“Karena Samarinda tidak memiliki daya tarik yang nyata seperti Bontang dan Balikpapan, dimana disana, ada perusahaan besar yang bisa menjadi magnet bagi kota tersebut. Dan di Balikpapan juga memiliki akses yang sangat mudah, keuntungan pertama jika IKN sudah pindah, akan langsung dirasakan oleh Balikpapan,” jelasnya.
Ia memberikan saran agar Samarinda mau melakukan inovasi.
“Pemerintah Kota Samarinda harus melakukan itu agar kotanya bisa menarik. Jika ingin berjualan jasa, maka lakukan saja. Seperti membangun industri smelter, jadi kalau ada batu bara yang lewat dibawah jembatan Mahakam bisa memiliki izin value untuk daerah,” bebernya.
Bernaulus kembali menegaskan, jika Kota Tepian ini memiliki potensi menjadi kota wisata.
“Kota-kota di dunia yang menjadi kota wisata pasti terbelah sungai. Kita lihat Amsterdam, yang terdiri dari kanal-kanal namun bisa menjadi tempat wisata yang menarik, dan kita harus bisa begitu,” tutupnya.