Insitekaltim,Sangatta – Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur Yan menyoroti meningkatnya kejadian bullying di sekolah-sekolah setempat. Dalam pernyataannya, Yan menyatakan bahwa sulit menyalahkan satu pihak tertentu, mungkin terkait dengan sistem yang ada, serta fenomena bullying yang merajalela.
“Kemarin di Muara Wahau, kita mendapati kasus seorang anak yang menjadi korban pemukulan oleh temannya sendiri. Ini bukan kejadian yang terisolasi, melainkan sudah marak terjadi,” ungkap Yan dengan keprihatinan saat wawancara, di Gedung DPRD Kutai Timur, Kamis (9/11/2023).
Menurut Yan, salah satu permasalahan utama adalah banyak sekolah yang menutupi kejadian bullying, menciptakan lingkungan yang tidak transparan.
“Salah satu kelemahan adalah sekolah-sekolah yang menutup-nutupi. Seharusnya, kita harus kompak dalam mendidik anak-anak kita,” tegasnya.
Politikus dari Partai Gerindra itu juga menyebutkan bahwa tingginya tingkat kecenderungan anak-anak terlibat dalam perilaku kasar mungkin dipengaruhi oleh faktor media dan teknologi yang mudah diakses oleh mereka.
“Kita harus bersama-sama mengatasi ini karena sudah marak di sekolah-sekolah. Ini bukan hanya masalah fisik, tapi juga mental, dengan bahasa kasar yang kerap terjadi,” lanjut Yan.
Pihaknya juga menyuarakan keprihatinan terkait penanganan kasus di Muara Wahau yang disebutnya sangat kurang memuaskan.
“Saya melihat ada anak yang benar-benar mengalami luka bengkak. Saya mendengar dari kepala sekolah, jangan menyebarluaskan, lebih baik ciptakan perdamaian antara orang tua. Ini seharusnya tidak dibiarkan,” protes Yan.
Ia menegaskan perlunya pendekatan khusus untuk mendidik dan membina anak-anak yang terlibat dalam perilaku anarkis, baik dari segi fisik maupun mental.
“Anak-anak yang nakal harus diajarkan dan dibina secara khusus, bukan hanya sekadar pembinaan fisik,” pungkasnya.