Insitekaltim, Tenggarong – Pertanian di Kalimantan Timur kembali mencatat langkah maju. Wakil Gubernur Kaltim H Seno Aji didampingi istri Hj Wahyu Hernaningsih, Bupati Kutai Kartanegara Aulia Rahman Basri, serta Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Budi Widihartanto menghadiri panen Demonstration Plot (Demplot) padi sekaligus penerapan digital farming di Gapoktan Bukit Biru, Tenggarong, Jumat, 12 September 2025.
Demplot ini mengintegrasikan inovasi Bio Invigorasi Benih dengan sistem Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) serta pemanfaatan drone sprayer agriculture. Teknologi ini mulai diterapkan di Kaltim sejak 2021 melalui dukungan Bank Indonesia Kaltim dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Dalam kesempatan itu, Seno Aji menyampaikan rasa optimisnya. “Dari 10 hektare lahan demplot di Desa Bukit Biru, kita berhasil memanen rata-rata 6,2 ton per hektare. Hasil ini luar biasa dan membuktikan teknologi bisa meningkatkan produktivitas petani,” ungkapnya.
Ia menegaskan, jika hasil ini bisa direplikasi di seluruh sawah di Kaltim, maka provinsi ini akan mampu mencapai panen hingga tiga kali setahun dengan rata-rata produksi enam ton per hektare. “Bila itu terwujud, Kaltim bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan sendiri, tetapi juga menuju swasembada beras,” tegas Wagub.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, menambahkan bahwa dukungan BI tidak hanya berupa teknologi, tetapi juga sarana dan prasarana pertanian. Hingga kini, bantuan telah disalurkan ke sejumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di lima kabupaten/kota, yakni Kutai Barat, Samarinda, Kukar, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu.
Sementara itu, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri mengapresiasi sinergi Pemprov Kaltim, Bank Indonesia, dan Politani Samarinda dalam memperkenalkan teknologi digital farming kepada petani. Menurutnya, panen demplot ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi pertanian bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa.
“Ini bukan sekadar panen, tapi langkah nyata menuju kemandirian pangan. Petani kita semakin melek teknologi dan hasilnya terbukti lebih maksimal,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, Kaltim diharapkan dapat mempercepat transformasi sektor pertanian sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan di tengah tantangan kebutuhan beras yang terus meningkat.

