
Insitekaltim,Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Hj Laila Fatihah mengatakan bahwa pedagang UMKM yang berusia 50 hingga 60 tahun ke atas biasanya hanya berjualan dengan cara tradisional.
Menurutnya hal ini membuat usaha UMKM para lansia kurang maju. Karena hanya berputar pada permodalan Rp100 ribu untuk mendapat Rp150 ribu. Teknik semacam ini hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari hari saja.
“Omset seperti itu kan karena apa? Ketidaktahuan,” terang Laila Fatihah pada Rabu, (31/5/2023).
Politikus dengan gelar sarjana ekonomi itu merasa bahwa kalaupun para lansia tidak mampu mengembangkan usahanya, maka anak-anak mereka harus berperan membantu.
“Kalau orang tuanya tidak bisa, kan anaknya bisa inisiatif untuk membantu, ” kata Laila.
Selain karena faktor ketidaktahuan, banyak di antara mereka yang tidak ingin keluar dari zona nyaman. Keadaan dimana mereka merasa kebutuhan sehari-hari telah tercukupi, maka tidak perlu mengembangkan usaha. Cukuplah dengan usaha yang sudah ada.
Padahal dewasa ini, kemajuan teknologi digital sudah tidak bisa dihindari. Pemasaran bisa dilakukan melalui media sosial, bahkan ini lebih efektif dengan pasar yang lebih luas. Pasalnya, penyebaran informasi melalui media sosial saat ini sudah sangat cepat.
Laila juga menjelaskan bahwa pelaku UMKM yang telah lansia biasanya tidak terpikir untuk menambah modal juga tidak mengetahui dari mana kiranya mereka bisa mendapatkan penambahan modal usaha.
Dia juga menyinggung peran pemerintah untuk mendampingi dan membimbing pelaku UMKM khususnya di Kota Samarinda.
Dia yakin fenomena ini hanya terjadi pada pedagang usia lanjut, meski tidak juga seluruhnya. “Mereka yang masih di bawah usia lanjut biasanya telah melihat pentingnya penggunaan media sosial,” tutup Laila.