Insitekaltim, Samarinda – Anggaran sebesar Rp15.000 per anak yang diimplementasikan dalam uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) siswa TK SD hingga SMP di Samarinda pada Selasa (10/12/2024) menuai perhatian khusus.
Beberapa mempertanyakan apakah dana tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak secara optimal. Salah satunya Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti yang menekankan pentingnya memastikan kecukupan kalori dan kualitas nutrisi dalam program ini.
Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak sekolah, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Namun, dengan alokasi anggaran sebesar Rp15.000 per anak, muncul keraguan apakah kebutuhan gizi harian dapat dipenuhi.
“Dengan anggaran Rp15.000 per anak, apakah kebutuhan kalori anak sudah bisa terpenuhi? Selain itu, orang tua tetap perlu menyiapkan sarapan di rumah serta memberikan pendidikan terkait sanitasi dan kebersihan,” ungkap Sri Puji Astuti.
Menurutnya, kebutuhan kalori harian anak-anak usia sekolah bervariasi antara 1.400 hingga 2.200 kalori tergantung usia dan aktivitas mereka. Untuk itu, penting memastikan bahwa anggaran tersebut mampu mencakup bahan makanan yang bergizi seimbang, termasuk karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Puji juga menyoroti bahwa program ini tidak hanya soal kuantitas, tetapi juga kualitas makanan yang disediakan. Makanan harus bergizi, cukup dan beragam agar anak-anak mendapatkan nutrisi yang memadai untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
“Sayuran harus ada, begitu pula protein, baik nabati maupun hewani, agar kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Ini juga menjadi edukasi bagi orang tua dan siswa mengenai pola makan yang sehat,” jelasnya.
DPRD Samarinda menyarankan adanya kontrol ketat terhadap menu makanan yang disediakan, termasuk memastikan bahwa makanan diolah dengan higienis dan sesuai standar gizi.
Meski terdapat tantangan anggaran, Puji optimis bahwa program ini memiliki efek domino yang besar jika terealisasi dengan baik. Selain meningkatkan kualitas hidup anak-anak, program ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menekan angka stunting di Indonesia.
“Semua program dari pemerintah pusat harus kita dukung, termasuk program ini yang menjadi inisiatif Presiden. Kita tidak ingin ada anak-anak yang mengalami stunting,” ujarnya.
Puji menegaskan, program makan gratis ini merupakan bagian dari upaya menciptakan generasi emas Indonesia. Dengan implementasi yang baik, ia optimis target tersebut dapat tercapai.
“Jika program ini berjalan dengan baik, apa yang kita harapkan, yaitu terwujudnya generasi emas, bisa tercapai,” ungkap Puji.
Sementara itu, Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Samarinda Ulu Sirajul Amin mengungkapkan bahwa menu dalam program ini akan dirancang oleh ahli gizi dan disusun berdasarkan siklus menu yang berbeda setiap hari.
“Terkait menu, nanti ada siklus menu yang dirancang oleh ahli gizi. Setiap hari pasti berbeda-beda, karena ini untuk uji coba yang akan kita sesuaikan dengan implementasi penuh pada 2025,” ujar Sirajul.
Ia memastikan menu mencakup karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran, buah dan susu. Sebagai contoh, Sirajul juga memaparkan menu dalam uji coba kali ini meliputi:
Karbohidrat: nasi
Protein hewani: ayam teriyaki
Protein nabati: tahu
Sayuran: capcay
Buah: jeruk
Minuman: susu
Sirajul juga menegaskan pentingnya penyesuaian porsi makan untuk setiap jenjang pendidikan. “Porsi makan untuk setiap jenjang berbeda karena kebutuhan gizi anak TK, SD dan SMP tentu tidak sama. Pengelompokan ini dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan mereka,” jelasnya.