Reporter: Mohammad-Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang Saparudin mengatakan tidak ada program khusus untuk guru yang gagap teknologi (gaptek). Hal itu disampaikannya saat pemberian piagam penghargaan dan SK tim penyusun LKS untuk SMP di Aula Autis Center Bontang.
“Tidak ada program khusus untuk guru yang gagap teknologi,” ungkapnya kepada insitekaltim.com Jumat (2/10/2020).
Menurut Saparudin, guru yang tidak bisa menggunakan teknologi akan didampingi oleh temannya yang bisa teknologi.
“Kami namakan dengan program three in one. Artinya satu guru yang gaptek didampingi dua guru yang bisa teknologi,” terang Saparudin.
Sebelumnya, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni sudah memberikan bantuan laptop untuk guru. Bantuan tersebut bertujuan mewujudkan Kota Bontang sebagai smart city.
“Ibu wali kota sudah memberikan laptop satu orang satu laptop, jadi saya rasa tidak ada guru di Bontang yang gaptek. Kalaupun ada itu sedikit sekali,” kata Saparudin.
Sementara itu, dilansir Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui laman pusdatin.kemendikbud.go.id, kompetensi guru dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) masih rendah.
Jumlah guru yang akrab dengan teknologi tak sampai 50 persen dari total guru yang ada. Itu terlihat dari pemetaan teranyar yang pusdatin lakukan.
Pemetaan tersebut mengadopsi sistem yang diterapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Yakni ada empat level.
Level 1, ICT literasi (kemampuan untuk menggunakan teknologi digital) atau literasi teknologi informasi dan komunikasi.
Hasil pemetaan mereka, dari 28 ribu guru ternyata yang menguasai level 1 yang lolos baru 46 persen. Level 2, guru yang sudah mampu mengoperasikan dan mengaplikasikan dengan mudah hanya 14 persen yang lolos.
Level 3 adalah level ketika guru sudah bisa membuat konten sendiri. Dan level 4 guru sudah mampu menjadi trainer.