Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Pendaftaran tahap ketiga di Yayasan Asy Syamil ditiadakan lantaran ada delapan siswa dan dua pembina asrama yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Berawal dari akan dimulainya tahun ajaran 2021/2022. Dimana beberapa kelurahan di Kota Bontang sempat memasuki zona hijau sehingga wacana pembelajaran tatap muka (PTM) dirasa dapat dilaksanakan.
Oleh karena itu, pihak Yayasan Asy Syamil juga berencana kembali memasukkan siswa/siswi ke asrama.
“Hanya saja di akhir Juni tiba-tiba kondisi Covid-19 di Kota Bontang menaik tajam. Sehingga rencana membuka PTM di sekolah kita anulir,” terang Kepala SMP Daarul Hikmah Boarding School (DHBS) Yayasan Asy Syamil, Narwisan kepada Insitekaltim.com melalui sambungan telepon, Jumat (30/7/2021).
Namun pihaknya menawarkan kepada orang tua, bagi siswa/siswi yang akan masuk ke asrama tetap akan diterima.
Pertimbangannya, pertama pihaknya telah mengedarkan surat edaran pengumuman penerimaan asrama siswa/siswi.
Pasalnya, saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pihaknya belum sempat menganulir hal tersebut kepada sebagian orang tua siswa/siswi.
“Kami hanya menganulir secara tidak resmi melalui grup kelas, sehingga yang masih masuk sebagian orang tua yang belum teranulir,” jelasnya.
Selain itu, ia juga pernah mendapat sosialisasi mengenai surat keputusan bersama (SKB) empat menteri dimana sskolah yang berbasis pondok atau asrama dapat memasukan siswa/siswi ke asrama. Lanjutnya, dengan aturan menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Ketika masuk ada screening test antigen, bila negatif bisa masuk. Kami juga asumsi di asrama kan seperti karantina tidak ada interaksi dengan dunia luar, sehingga kami beranggapan nanti bisa aman,” ucap Narwisan.
Akhirnya diputuskan sekolah ditutup dan PTM ditiadakan sedangkan asrama tetap diterima bagi orang tua yang ingin anaknya masuk asrama.
Kata dia, banyak desakan orang tua yang mengatakan tidak sanggup mendampingi anaknya belajar di rumah.
“Tahapan penerimaan dilakukan tiga tahap tanggal 10 – 11 Juli, 24 – 25 Juli, dan rencana 31 Juli – 1 Agustus untuk tahap ke tiga,” bebernya.
Pada dua tahap pertama, semua siswa/siswi dites antigen lalu didapati satu anak yang reaktif lalu dipulangkan. Setelah lima hari di asrama diadakan pengecekan ulang tes antigen.
Lalu dikonfirmasi satu siswa dan satu siswi yang positif Covid-19.
“Kemudian saat Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengetahui langsung meminta puskesmas melakukan tracing baik siswa maupun siswi,” kata Narwisan.
“Barulah dari tracing tersebut dikonfirmasi ada 10 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19,” imbuhnya.
Lebih lanjut, 10 orang tersebut terdiri dari 3 anak SMA, 5 anak SMP dan 2 orang pembina asrama dengan terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan.
Adapun dari 10 orang tersebut, 9 orang melakukan isolasi mandiri di ruangan yang disediakan oleh yayasan dan satu orang dibawa pulang oleh keluarganya.
“Sementara ini baru 170 siswa/siswi yang berada di asrama, sedangkan yang lainnya kami tahan di rumah dulu,” pungkasnya.
Setelah kejadian ini, pihaknya meniadakan proses pemasukan santri ke asrama pada tahap ketiga.

