Insitekaltim,Samarinda – Demokrasi seringkali dipandang sebagai solusi universal untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Namun, praktisi politik Irianto Lambrie mengingatkan bahwa demokrasi tidak selalu menjamin tercapainya kesejahteraan rakyat.
Dalam diskusi Konsolidasi Demokrasi Menuju Pilkada Serentak 2024 di Kalimantan Timur (Kaltim) yang digelar oleh Badan Kesbangpol Kaltim, ia menyebut Indonesia perlu belajar dari negara-negara maju seperti China, Jepang dan Vietnam, yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai kesejahteraan.
Kesejahteraan rakyat, dijelaskan yakni kondisi terpenuhinya seluruh kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara sehingga mereka dapat hidup layak.
“Negara seperti China tidak serta merta sejahtera, butuh puluhan tahun untuk mencapainya,” ungkap Irianto di Ballroom Fugo Hotel Samarinda, Selasa (3/9/2024).
Gubernur Kalimantan Utara periode 2016-2021 ini menyoroti kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar.
Dengan inflasi yang terus meningkat dan indikator kesejahteraan seperti kesehatan, gizi dan pendidikan yang belum optimal, rakyat semakin merasakan tekanan.
“Deflasi ini bukan kabar baik. Ini tanda bahwa belanja masyarakat sudah lemah, ekonomi tidak tumbuh. Padahal, jika pengeluaran untuk konsumsi besar, maka ekonomi dan negara bisa maju,” tegasnya.
Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda sejak awal 2024 juga menjadi fokus Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim 2008-2013 itu.
Ia menyebut, hingga kini sebanyak 32.064 buruh telah menjadi korban PHK. Harga-harga kebutuhan yang terus naik, sementara tabungan masyarakat tergerus, membuat situasi semakin sulit.
Menarik pelajaran dari China, Irianto juga mengomentari ketegasan pemerintahnya dalam menindak korupsi. Ia mencontohkan bagaimana pelaku korupsi yang terbukti bersalah di China dijatuhi hukuman mati dengan cara ditembak di tempat.
“Saya melihat sendiri bagaimana mereka yang dipilih adalah orang-orang cerdas, lulusan terbaik. Pemerintahnya tidak main-main. Ada bukti kuat, langsung didor!” ujarnya.
Irianto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat, bukan sekadar menjalankan demokrasi prosedural tanpa substansi.