Insitekaltim, Samarinda – Sudah nonton drama televisi Squid Game 2? Drama seri asal Korea Selatan mendunia yang dibuat, ditulis, disutradarai dan diproduseri oleh Hwang Dong Hyuk ini, sudah ditayangkan di salah satu platform nonton film bernama Netflix.
Squid Game 2 tayang sejak 26 Desember 2024 lalu, berisi 7 episode. Penonton masih dibuat penasaran hingga akhir. Tidak hanya berhenti di serial kedua, Squid Game akan hadir dengan season ketiga di tahun 2025 ini. Para penggemar harus bersabar menunggu.
Squid Game pertama yang tayang tahun 2021 lalu saja mampu menarik animo penonton di seluruh dunia. Keberhasilan Squid Game tersebut sampai memborong piala Emmy Awards 2022.
Demam Squid Game melanda para anak muda sebagai pangsa pasar mereka. Fenomenal serial Squid Game 1 dan 2 membawa keduanya menjadi serial non-Inggris paling populer di Netflix pada tahun 2021 dan 2024. Bahkan serial keduanya mendominasi global dengan tontonan nomor satu di Netflix.
Squid Game sendiri bercerita tentang suatu permainan yang melibatkan ratusan peserta. Game ini terdiri dari berbagai permainan anak-anak dan tradisional Korea Selatan. Jika berhasil bertahan sampai akhir, ada hadiah uang yang apabila dirupiahkan mencapai Rp45,6 miliar.
Tetapi, walaupun bertema permainan anak-anak dan tradisional, penonton akan terus disajikan adegan pertumpahan darah antarpemain. Permainan ini menggantikan antara uang dan nyawa pemainnya. Bagi yang kalah, risiko kehilangan nyawa adalah tanggungannya.
Setiap episodenya amat menegangkan dan membuat penonton semakin penasaran. Bertabur bintang Korea Selatan dengan akting yang memukau, pengambilan gambar yang ciamik, setting tempat yang berwarna-warni serta jalan cerita yang tidak dapat ditebak, tentu menarik perhatian penggemar film bertema thriller.
Demam Squid Game tidak hanya terjadi pada anak muda di atas 18 tahun. Dipastikan bahwa anak di bawah 18 tahun juga dapat mengaksesnya. Terlihat dari berbagai postingan anak sekolah yang ikut mencari-cari merchandise Squid Game.
Tontonan dengan rating 18 tahun ke atas ini bukan tanpa alasan. Adegan penuh darah, kebrutalan para pemain yang serakah, aksi balas dendam, dan bagaimana para konglomerat menggunakan uang mereka untuk bersenang-senang dengan nyawa orang lain, sangat berbahaya apabila ditiru oleh anak-anak yang merupakan peniru ulung.
Ini sesuai dengan pernyataan David Anderson. Seorang ahli sekaligus Kepala Count Me In (CMI), sebuah lembaga insiatif nirlaba yang melakukan berbagai penelitian di Amerika.
“Tingkat kekerasannya mengerikan – lebih dari kebanyakan pertunjukan,” kata David Anderson, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari media lokal KSAT.
Anderson menjelaskan banyaknya adegan mengganggu dan ketegangan yang dihasilkan dapat mengganggu tidur. Bagi anak-anak yang harus berkonsentrasi dalam pelajaran dapat menimbulkan kinerja mereka menyerap pelajaran.
Aktivitas fisik seperti bermain dan berolahraga pada anak, juga akan mengalami kendala.
“Menonton acara yang mengganggu dan menegangkan seperti Squid Game di malam hari dapat mengganggu tidur, dan pada gilirannya dapat mengacaukan kinerja Anda pada ujian sains itu atau dalam pertandingan sepak bola keesokan harinya,” kata Anderson.
Melalui Ekperimen Bobo Doll tentang pembelajar sosial oleh Albert Bandura, yang dikutip dari Simply Psychology pertunjukan dengan adegan kekerasan yang disaksikan anak dapat menunjukkan perilaku agresif akibat meniru adegan tersebut.
“Percobaan boneka Bobo menunjukkan bahwa anak-anak mampu mempelajari perilaku sosial seperti agresi melalui proses pembelajaran observasi dengan mengamati perilaku orang lain,” ujarnya dari kesimpulan eksperimen tersebut.
Beberapa penjelasan dari para ahli ini dapat menjadi langkah bijak bagi orang tua untuk tegas terhadap tontonan anak mereka. Pengawasan adalah garda terdepan demi melindungi generasi penerus bangsa. Cermat dan cerdas memilih tontonan bagi anak dapat memberikan tameng pada kinerja otak anak yang masih terus berkembang melalui cara meniru.