Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – 30 sekolah di 3 kota mengikuti kegiatan Anti Hoaks dalam Program Edukasi Literasi, salah satunya ialah SMA Negeri 2 Samarinda. Program ini merupakan hasil kerjasama Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Timur dan Gerakan Anti Hoaks Jurnalis Kaltim, Kamis (14/11/2019).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah SMA 2 Dra. Mukhtar Lubis M.Pd, Ketua Jurnalis Anti Hoaks Kaltim Charles Siahaan dan Narasumber Muhammad Sukri yang juga CEO dari salah satu media online, serta siswa-siswi SMA 2.
Kepala Sekolah SMA 2, Dra. Mukhtar Lubis M.Pd mengatakan bahwa permasalahan hoaks telah melanda berbagai kalangan, bahkan sudah ada yang menjadi korban.
“Program ini sangat bermanfaat, karena tidak semua pelajar mengetahui seperti apa berita hoaks itu, bahkan orang dewasa pun kadang tidak bisa membedakan berita hoaks,” ungkapnya.
Dengan adanya penyuluhan ini, harus benar-benar diungkap berita hoaks yang ada di media sosial. Ia menyarankan, kalau bisa dibikinkan aplikasi yang bisa mengontrol berita-berita hoaks.
“Kalau berita itu cepat diketahui kebenarannya, tidak mungkin menyebarkan berita yang tidak benar, kalau itu dianggap merugikan orang lain akan mendapat sanksi hukum,” tegasnya.
Muhammad Sukri juga menegaskan, bahwa literasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi serta keterampilan, guna mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca maupun menulis.
“Dari sini kita harus bisa melihat dan berhati-hati dalam memilah berita yang benar atau bohong,” ucapnya.
Ia berharap, kegiatan seperti ini bisa terus berkesinambungan. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli untuk melawan berita hoaks.
“Ini harus kita lawan, dan tentunya tidak bisa dibiarkan. Banyak yang masuk jeruji besi karena hoaks,” kata Sukri yang juga owner media online terkemuka, infosatu.co
Untuk bisa menghindari berita hoaks, Sukri menegaskan bahwa generasi milenial harus melihat dulu sumber berita, serta legalitas perusahaan yang menyebarkan berita.
“Jika ada keraguan, bisa dilihat sebagai pembanding, jangan sampai berita itu langsung di share,” tegasnya di depan siswa-siswi SMA 2.
Agama melarang kita untuk menggunjing orang lain dan bersikap bohong, serta kita harus bijak melihat berita apapun di media sosial.
Sukri juga sangat peduli pada generasi milenial Kaltim, ia menegaskan agar pemuda-pemudi Kaltim bisa berkonsultasi bersama para Jurnalis, jika mendapatkan berita hoaks di media sosial.
“Saat ada keraguan bisa menghubungi Ketua Anti Hoaks Kaltim, harapannya pelajar yang mengikuti kegiatan ini bisa diandalkan dan mensosialisasikan, untuk menyebarkan semua materi yang di dapat dalam kegiatan hari ini pada teman-teman lainnya,” lanjutnya.
Diketahui kegiatan ini diselenggarakan mulai tanggal 4-15 November dan melibatkan 1000 pelajar dan 70 wartawan yang telah ditugaskan untuk melakukan edukasi.