Insitekaltim,Jakarta – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengungkapkan carbon fund di Kaltim nyata dan telah dirasakan oleh masyarakat.
“Carbon fund is real. Carbon fund itu nyata. Kaltim sudah mendapatkan ini,” ujar Sri pada Rabu (6/9/2023) di Studio Liputan6.com Gondangdia, Jakarta, saat menjadi narasumber Live Streaming Inspirato Liputan6.com.
Acara yang dipandu oleh host Suci Patia itu, mengusung tema “Daerah Bergerak Kurangi Emisi Karbon”. Sri menegaskan bahwa masyarakat Kaltim telah merasakan dan memanfaatkan dana karbon.
Perlu diketahui, pada tahap pertama Kaltim telah menerima dana karbon sebesar USD 20,9 juta dari total hingga tahun 2025 sebesar USD 110 juta. Dana karbon tahap pertama sudah disalurkan ke semua penerima manfaat baik di pusat, 7 provinsi dan 1 kota di Kaltim. Termasuk pula masyarakat adat dan desa yang telah berkontribusi besar terhadap upaya penurunan emisi di Kaltim.
Sri mengakui dalam upaya mendapatkan dana karbon memang tidak mudah. Kaltim telah berkomitmen menjaga hutan sejak tahun 2008 yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2018-2023. Komitmen tersebut terus berjalan juga dengan adanya kontribusi OPD terkait dan terus bergerak hingga saat ini.
Mantan Kadis Pariwisata Kaltim itu mengatakan di berbagai daerah juga berupaya melakukan hal yang sama, namun tanpa kerja sama yang terjalin dari seluruh elemen hasil yang didapatkan menjadi kurang maksimal.
Tidak hanya itu, Sri mengaku upaya menjaga hutan ditujukan untuk dapat dirasakan oleh generasi mendatang.
“Carbon fund ini menjadi reward atas apa yang telah kita lakukan bersama. Tapi terpenting dari itu adalah bagaimana kita bisa menyiapkan bumi untuk generasi yang akan datang,” ungkap Sekda Sri Wahyuni.
Oleh karena itu, dengan memanfaatkan dana karbon Kaltim akan terus berupaya menjaga hutan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga hutan dan mengurangi emisi.
Direktur Eksekutif CESS (Center for Energy Security Studies) Ali Ahmudi menambahkan bahwa perubahan iklim sangat nyata dan sangat terasa saat ini.
“Perubahan iklim dan pemanasan global itu sangat nyata, sangat terasa. Semakin lama, bumi kita semakin panas, semakin kering dan itu disebabkan oleh efek gas rumah kaca akibat emisi karena penggunaan energi,” jelasnya.
Narasumber lainnya, Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Wahyu Marjaka narasumber menegaskan jika manfaat dana karbon sebagian besar didistribusikan untuk para penerima manfaat yang berada di garis terdepan di daerah.
“Sekitar 55 persen dana karbon kita distribusikan kepada penerima manfaat di daerah,” ungkapnya.