
Insitekaltim, Samarinda – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur Sapto Setyo Pramono mendapati langsung berbagai persoalan mendesak yang dihadapi warga RT 32 dan RT 33 Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, saat menggelar reses di Jalan Otto Iskandar Dinata, Gang Steling, Kamis, 3 Juli 2025.
Dalam pertemuan itu, Sapto menyerap sejumlah keluhan serius, mulai dari krisis air bersih, kelangkaan gas elpiji 3 kg, hingga ancaman longsor yang kian mengkhawatirkan di musim hujan.
“Ini kali pertama saya reses di Gunung Steling. Saya hadir di sini untuk mendengar langsung unek-unek masyarakat. Semua keluhan akan saya catat dan kawal,” ujar Sapto di hadapan warga.
Ketua RT 33 menuturkan, pasokan air dari PDAM yang tidak lancar menjadi masalah utama warga. Di samping itu, ketiadaan jaringan gas alam membuat masyarakat sangat bergantung pada gas melon 3 kg yang kian sulit didapat.
“Warga kami mengeluhkan air PDAM yang sering tidak mengalir dan gas melon juga sering langka. Kami minta ini bisa segera diatasi,” ungkap Ketua RT 33.
Keluhan serupa disampaikan Ketua RT 32. Ia menambahkan, harga gas melon bisa menembus Rp80 ribu ketika langka, sehingga menambah beban rumah tangga.
“Kasihan para ibu-ibu, mereka harus keliling cari gas kalau suami pulang kerja. Kalau sudah dapat, harganya sangat mahal,” keluhnya.
Selain persoalan air dan gas, warga juga mengkhawatirkan risiko longsor yang terus mengancam saat hujan deras. Warga berharap pemerintah segera membangun drainase permanen dan melakukan semenisasi untuk mengurangi risiko.
“Kami mohon dibuatkan drainase dan semenisasi. Ancaman longsor ini sudah lama kami rasakan,” ujar Ketua RT 32.
Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Sapto berjanji segera mengomunikasikan dengan pemerintah kota maupun pemerintah provinsi. Ia menekankan pentingnya koordinasi agar bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.
“Masalah air, gas, dan infrastruktur ini adalah kebutuhan dasar masyarakat. Nanti akan saya koordinasikan dengan wali kota, wakil wali kota, dan instansi teknis. Kalau pemkot tidak sanggup, kita dorong provinsi untuk turun,” jelas Sapto.
Ia juga mengingatkan warga untuk menyampaikan aspirasi dalam bentuk tertulis melalui ketua RT, agar dapat ditindaklanjuti secara administratif di DPRD.
“Silakan masing-masing RT buat surat usulan resmi ke DPRD. Semua akan lebih mudah diproses jika tertulis,” tambahnya.
Sapto menutup pertemuan dengan memastikan bahwa silaturahmi dan komunikasi antara perwakilan rakyat dan masyarakat akan terus berjalan.
“Silaturahmi seperti ini akan kita teruskan. Aspirasi warga Sungai Dama menjadi catatan penting bagi saya, dan insyaallah akan saya perjuangkan,” tutupnya.