Insitekaltim,Samarinda – Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda Samri Shaputra melontarkan kritik tajam terhadap proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menyebut proyek terlalu ambisius dan dipaksakan.
Samri mengungkapkan bahwa mundurnya Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dan wakilnya Dhony Rahajoe menunjukkan adanya kesulitan besar dalam merealisasikan proyek tersebut sesuai rencana.
“Proyek IKN ini terlalu ambisius dan dipaksakan. Mundurnya Kepala Otorita dan wakilnya adalah tanda jelas bahwa proyek ini sulit untuk dijalankan. Orang dengan kompetensi tinggi di bidang ini saja bisa menyerah, ini kode bagi masyarakat bahwa proyek ini mungkin tidak realistis,” ujar Samri, (10/7/2024).
Menurut Samri, memaksakan proyek tanpa perencanaan matang hanya akan menghasilkan hasil yang kurang memuaskan. Mundurnya kedua sumber daya manusia berkualitas seperti Bambang dan Dhony, dianggapnya sebagai peringatan adanya kesulitan di dalam pembangunan IKN.
“Memaksakan sesuatu tanpa perencanaan yang baik pasti akan menghasilkan hasil yang kurang baik. Pekerjaan yang dipaksakan akan berujung pada hasil yang kurang memuaskan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti target upacara 17 Agustus yang akan digelar di IKN, yang dianggapnya tidak realistis mengingat progres pembangunan yang masih minim.
“Memaksakan untuk upacara 17 Agustus di IKN dalam waktu satu bulan, sementara pembangunan baru mencapai beberapa persen, itu tidak realistis. Mari kita lihat bagaimana akhir dari drama yang dibuat oleh Presiden Jokowi,” katanya.
Ia prihatin terhadap proyek ambisius yang dipaksakan tanpa mempertimbangkan kesiapan dan perencanaan yang matang, serta potensi dampaknya terhadap masyarakat dan pembangunan.