Insitekaltim,Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda melaksanakan Samarinda Culture Festival Gelar Adat Tradisi 2024 di Rumah Adat Budaya Banjar Kutai Dayak (Bakuda) Kota Samarinda di Jalan Kadrie Oening, Selasa (16/7/2024).
Acara yang berlangsung dari 16 Juli sampai 20 Juli 2024, ini dibuka oleh Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso didampingi Kepala Disdikbud Kota Samarinda Asli Nuryadin dan Wali Kota Samarinda periode 2005-2010 Syaharie Jaang.
Hadir juga perwakilan siswa siswi dan guru dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) se-Samarinda, serta mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman.
Dalam kesempatan itu, Rusmadi menyampaikan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Di mana dalam UU tersebut mengandung pesan agar seluruh masyarakat, termasuk generasi muda harus bangga terhadap beragamnya suku dan budaya yang ada di nusantara.
Walau Bakuda saat ini masih menonjolkan adat istiadat Banjar, Kutai dan Dayak, dirinya meminta agar suku lainnya tidak beranggapan bahwa mereka bukanlah bagian dari Kota Samarinda.
Melalui festival ini, orang nomor dua di kota berjuluk Kota Tepian itu berharap masyarakat bernostalgia, mengingat kembali adat istiadat yang dahulu berjaya di zaman kakek, nenek dan orang tua. Utamanya bagi anak muda untuk mengetahui adat istiadat itu sendiri.
“Pemajuan adat istiadat adalah jalan dalam rangka mewujudkan cita-cita negara, bagaimana mewujudkan masyarakat yang berbudaya, berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara politik,” ujarnya.
Rumah Bakuda ini telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Samarinda berkat inisiatif Syaharie Jaang. Rusmadi menekankan agar anak-anak bangsa untuk memelihara budaya. Bakuda menjadi ruang yang dapat menyatukan paguyuban, mengedukasi masyarakat terkait budaya dan langkah untuk melestarikan budaya.
Ke depannya, Rumah Bakuda ini akan terus dibuka sebagai salah satu wisata budaya di Samarinda. Di dalamnya akan disajikan makanan dan minuman khas yang ada di Kalimantan, seperti jukut pija (ikan kering) khas Kutai, gangan labu (sayur kuah labu) khas Banjar dan sebagainya.
“Tidak ada alasan untuk tidak manfaat ruang Rumah Bakuda untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap budaya bangsa kita,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Ia mengajak para orang tua untuk berperan aktif dalam mengajarkan anak-anaknya terkait budaya dari suku mereka. Bahasa daerah yang kian menyusut penggunanya saat ini, diharapkan dapat terbantu dengan peran para orang tua memperkenalkan bahasa daerah masing-masing.
“Kita harus bangga jadi warga Samarinda. Kaltim ini luar biasa anugerah dari Allah bukan saja limpahan SDA, tapi beragam budaya dan sejarah luar biasa,” tutupnya.
Festival tersebut akan menampilkan berbagai kegiatan seperti prosesi pernikahan adat Banjar, ritual pernikahan adat Dayak, dan prosesi pernikahan adat Kutai. Ada juga pelaku UMKM dan pelaku usaha makanan khas memeriahkan acara.