Insitekaltim,Samarinda – Partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 di Samarinda menempati posisi terakhir di Kalimantan Timur (Kaltim), dengan hanya 52 persen pemilih yang berpartisipasi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan memicu berbagai upaya strategis untuk meningkatkan partisipasi pemilih menjelang Pilkada 2024.
Ibu kota Provinsi Kaltim ini berada di peringkat terendah dalam partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 jika dibandingkan dengan sembilan kabupaten atau kota lainnya di Benua Etam.
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Samarinda Yustiani mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya partisipasi pemilih ini dalam acara sosialisasi pendidikan politik yang diadakan oleh Badan Kesbangpol Samarinda pada Kamis (11/7/2024).
“Ini peringkat akhir dari 10 kabupaten kota di Kaltim. Kalah dari Mahakam Ulu, padahal kita adalah ibu kota provinsi,” ungkapnya.
Ia menyebut rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pandemi Covid-19. Namun, meskipun menghadapi tantangan tersebut, angka partisipasi sebenarnya sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan Pilkada 2015 yang hanya mencapai 49,17 persen.
Menjelang Pilkada 2024 yang akan dilaksanakan pada November mendatang, berbagai strategi telah dirancang oleh KPU Samarinda untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Upaya ini melibatkan penguatan kelembagaan dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas panitia pemilihan kecamatan (PPK), panitia pemungutan suara (PPS) serta kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
Selain itu, komunikasi dan keterbukaan informasi kepada publik juga diperkuat melalui website KPU Kota Samarinda dan berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook dan YouTube.
Sosialisasi politik juga dilakukan secara intensif melalui tatap muka dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat (ormas), kampus, sekolah, SMA sederajat dan lapas.
“Hingga sosialisasi melalui media yang saat ini masih proses ditangguhkan karena sedang berkoordinasi dengan KPU Kaltim,” terang Yustiani.
Yustiani memaparkan kategori data pemilih di Samarinda untuk tahun 2024, yang mencakup pre boomer (usia 78 tahun ke atas) sebesar 0,8 persen, baby boomer (usia 59-77 tahun) sebesar 10,3 persen, Gen X (usia 43-58 tahun) sebesar 27,8 persen, milenial (usia 27-42 tahun) sebesar 37 persen dan Gen Z (usia 17-26 tahun) sebesar 24,1 persen.
Dengan kerja keras dan upaya bersama, Yustiani berharap partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 akan meningkat. Pada pemilu Februari lalu, partisipasi pemilih di Samarinda mencapai rata-rata 78 persen, meskipun masih belum mencapai target nasional sebesar 81 persen.
“Angka ini bagi kita meningkat meskipun belum mencapai target nasional 81 persen. Tapi kalau nanti sampai 78 persen saja saya sudah bersyukur,” ujar Yustiani.
Dengan langkah-langkah strategis yang sedang diambil, diharapkan partisipasi pemilih di Samarinda akan mengalami peningkatan signifikan pada Pilkada 2024, mencerminkan semangat demokrasi yang lebih kuat di ibu kota Kalimantan Timur ini.