![](https://insitekaltim.com/wp-content/uploads/2023/03/BANNER-DPRD-KOTA-SAMARINDA-PERIODE-2024-2029.jpg)
Insitekaltim,Samarinda – Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti memberikan tanggapan terkait pengalihan fungsi cagar budaya Rumah Tua di Kampung Tenun menjadi kantor kelurahan.
Ia menyayangkan keputusan Pemerintah Kota Samarinda tersebut. Pasalnya, cagar budaya saat ini semakin sulit dicari dan langka.
“Kita loh susah sekali mencari cagar budaya,” ucap Puji menjelaskan kekhawatirannya.
Sama halnya dengan beberapa pendapat tokoh masyarakat setempat, Puji juga memberikan alternatif penyelesaian masalah dengan mencari lahan lain. Baginya, Samarinda Seberang masih memiliki banyak lahan untuk dijadikan kantor kelurahan.
“Kenapa pemerintah kota tidak mencari lahan lain gitu loh yang saya kira masih banyak lahan di Samarinda Seberang,” sarannya pada Sabtu, (10/6/2023) di Big Mall Samarinda.
Wanita kelahiran Kota Samarinda ini juga menyampaikan jika benar keputusan pemerintah kota terlaksana, ia berharap struktur dan bangunannya tidak diubah.
Namun, mengingat kantor kelurahan adalah tempat yang pastinya dikunjungi setiap saat oleh warga setempat, ia rasa menjaga keasrian cagar budaya Rumah Tua akan menjadi sulit.
“Seandainya pun itu terjadi rasanya ya kalau memang dipaksakan berarti tidak boleh mengubah struktur dan bangunan. Ya kan, tidak boleh. Tapi rasanya sulit ya. Untuk kantor kelurahan yang akan didatangi setiap saat setiap detik oleh masyarakat, saya kira juga akan menjaga keasrian cagar budaya. Itu kan susah saya kira tidak akan terjaga. Sulit sekali,” sambungnya.
Mengalihkan fungsi Rumah Tua menjadi kantor lurah juga dianggap akan menjadikan Rumah Tua terasa kumuh. Karena sampah sampah yang nantinya akan berserakan dan kepadatan manusia yang beraktivitas. Ditambah lagi dengan hilangnya khas atau ikon Kota Samarinda.
Rumah Tua yang menjadi cagar budaya di sekitar Kota Samarinda nyatanya belum mendapatkan sosialisasi dan penyebarluasan informasi yang cukup tentang cagar budaya itu sendiri. Maka dari itu, Puji menyarankan untuk melakukan sosialisasi mengenai cagar budaya ke sekolah sekolah.
“Harus dikenalkan lagi ke masyarakat, ke sekolah-sekolah, bukan hanya mendatangi museum murid TK, SD, SMP tapi juga diajak ke Rumah Tua,” tutupnya.