Insitekaltim,Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim), salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang melimpah terus menunjukkan performa ekonomi yang solid di tahun 2024.

Dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim Budi Widihartanto pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPRD Provinsi Kaltim di Hotel Fugo Samarinda, Selasa (6/8/2024), terungkap bahwa pertumbuhan ekonomi provinsi ini mencapai 6,22% (yoy) pada triwulan II 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang sebesar 4,48% (yoy).
“Triwulan II 2024, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tercatat masih lebih tinggi dibandingkan dengan nasional dan regional Kalimantan, meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya,” ungkap Budi Widihartanto dalam RDP Komisi II Kaltim.
Perekonomian Kalimantan Timur pada tahun 2024 didominasi oleh sektor pertambangan dan industri pengolahan. Kedua sektor ini memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi provinsi. Pertumbuhan sektor pertambangan yang stabil, ditambah dengan peningkatan investasi dalam proyek-proyek industri pengolahan, telah mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang positif.
Sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, terutama didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru. Investasi pemerintah dan swasta dalam proyek-proyek besar ini tidak hanya memberikan dorongan terhadap sektor konstruksi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya beli masyarakat lokal.
“Dari sisi LU (lapangan usaha), pertumbuhan tertinggi di triwulan II 2024 dialami oleh LU Konstruksi, didorong oleh percepatan progress pembangunan infrastruktur di IKN,” ujar Budi.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menunjukkan hasil yang positif, provinsi ini mengalami deflasi sebesar 0,38% (mtm) atau inflasi sebesar 2,18% (yoy) pada bulan Juli 2024. Deflasi ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,10% (mtm). Penurunan harga komoditas pangan, terutama hortikultura serta normalisasi mobilitas masyarakat setelah momen Idul Adha dan libur sekolah menjadi faktor utama penurunan harga tersebut.
“Perkembangan inflasi kaltim secara bulanan (mtm) dan tahunan (yoy) sejalan dengan pergerakan inflasi nasional, meski secara historis inflasi Kaltim memiliki kecenderungan yang lebih tinggi,” tutur Budi.
Melihat ke depan, Bank Indonesia optimis dengan prospek ekonomi Kaltim pada tahun 2025. Beberapa faktor utama yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain pembangunan IKN di Benua Etam, yang diperkirakan akan terus berlanjut dan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Proyek pembangunan ini tidak hanya akan memberikan dorongan besar bagi sektor konstruksi, tetapi juga akan menarik investasi baru di berbagai sektor lainnya.
Selain itu, upaya diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor selain pertambangan, seperti pariwisata, pertanian dan industri kreatif, diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi ini.
Kestabilan harga komoditas, terutama minyak dan gas, juga akan menjadi faktor kunci dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Kaltim. Dengan harga komoditas yang stabil, pendapatan daerah dari sektor pertambangan akan tetap kuat dan mendukung perekonomian secara keseluruhan.
Investasi dalam pengembangan infrastruktur, termasuk jalan, pelabuhan dan bandara, akan terus menjadi prioritas. Infrastruktur yang baik akan meningkatkan konektivitas dan mempermudah distribusi barang dan jasa, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Tantangan utama termasuk ketidakpastian harga komoditas global, perubahan kebijakan ekonomi nasional dan dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan. Pemerintah daerah bersama dengan BI perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada.
Kondisi perekonomian Kalimantan Timur pada tahun 2024 menunjukkan hasil yang positif dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan berbagai proyek pembangunan besar dan upaya diversifikasi ekonomi, prospek ekonomi provinsi ini pada tahun 2025 diperkirakan akan terus menunjukkan tren yang positif. Pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan diharapkan dapat terus bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta mengatasi tantangan yang ada guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat Kaltim.
“Outlook perekonomian Kaltim 2024-2025 diprakirakan masih tumbuh kuat yang didorong oleh kinerja LU utama yang diprakirakan masih cukup optimis” terang Budi Widihartanto.