
Insitekaltim, Kukar– Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Kementerian Kesehatan RI mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Hingga 26 Maret 2025, sebanyak 1.373 warga telah mendaftar untuk mengikuti program ini melalui Aplikasi Satu Sehat. Dari jumlah tersebut, 1.134 warga telah hadir dan menjalani pemeriksaan kesehatan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kukar Kusnandar mengungkapkan bahwa program ini menjadi daya tarik besar bagi masyarakat. Ia juga menyoroti peran penting media dalam menyebarkan informasi terkait CKG sehingga semakin banyak warga yang tertarik untuk berpartisipasi.
Menurut Kusnandar, peningkatan jumlah peserta yang hadir pada 26 Maret dibandingkan hari sebelumnya tidak lepas dari gencarnya pemberitaan oleh media.
“Pada tanggal 26 Maret, yang mendaftar sebanyak 59 orang, sementara yang hadir mencapai 48 orang. Sebelumnya, pada 25 Maret, terdapat 68 pendaftar. Ini menunjukkan bahwa penyebaran informasi oleh teman-teman media sangat efektif,” kata Kusnandar, Kamis 27 Maret 2025 di ruang kerjanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peran media sangat membantu masyarakat untuk lebih memahami manfaat program ini.
“Kami selalu meminta bantuan media untuk menyebarkan informasi ini, dan hasilnya sangat positif. Berkat publikasi yang luas, semakin banyak warga yang mengetahui dan memanfaatkan layanan kesehatan gratis ini,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan CKG di Kukar, Dinas Kesehatan juga mengadopsi berbagai strategi agar partisipasi masyarakat semakin meningkat. Salah satu langkah yang diterapkan adalah dengan mewajibkan petugas kesehatan untuk terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum menandatangani dokumen tertentu.
“Kami ingin memastikan bahwa tenaga kesehatan yang melayani masyarakat juga memiliki kondisi kesehatan yang baik. Oleh karena itu, sebelum memberikan tanda tangan, mereka diminta untuk menunjukkan rapor kesehatan mereka terlebih dahulu,” jelas Kusnandar.
Ia juga menekankan pentingnya optimalisasi jumlah peserta di daerah perkotaan.
“Jika satu puskesmas bisa menjaring 70 peserta dalam sehari, itu sudah cukup baik. Namun, mengingat populasi di kota lebih banyak, seharusnya angka ini bisa lebih tinggi untuk meningkatkan agregat partisipasi di tingkat kabupaten,” imbuhnya. (Adv)