
Insitekaltim,Sangatta – Angka stunting Kabupaten Kutai Timur masih cukup tinggi mencapai 27,5 persen. Angka ini menjadikan Kutim tertinggi di Kaltim.
Asisten Pemkesra Seskab Kutim Poniso Suryo Renggono meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutim galakan pentingnya posyandu.
Ia menjelaskan, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kutim sudah dibentuk dari tingkat kabupaten, kecamatan serta desa/kelurahan. Bahkan tak tanggung-tanggung Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana membentuk tim pemberdayaan kesejahteraan keluarga di tingkat desa.
“Dengan tim percepatan yang yang sudah dibentuk saya minta galakan posyandu,” jelasnya kepada Insitekaltim, Rabu (7/12/2022).
Tidak hanya sebatas galakan posyandu, Poniso Suryo juga meminta camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan monitoring terhadap pelaksanaan posyandu. Serta menghimbau kepada masyarakat khususnya keluarga yang memiliki bayi dan balita untuk ke posyandu.
Menurutnya, posyandu merupakan tempat pemantauan tumbuh kembang anak dari segi kesehatan dan gizi anak, termasuk kesehatan ibu hamil. Namun masih banyak yang belum menyadari pentingnya posyandu.
“Yang punya balita malas ke posyandu atau ke puskesmas, sehingga tidak terpantau kesehatan anaknya. Ketika sakit baru mencari tempat perawatan, sampai di rumah sakit baru tahu anaknya terkena gizi buruk,” ujarnya.
Oleh karena itu, gerakan yang efektif adalah tim percepatan penurunan stunting harus menggalakan ajakan untuk bersama-sama ke posyandu. Agar ketika ada indikasi stunting, segera ada tindakan lanjutan seperti pemberian nutrisi tambahan dan lainnya oleh pemerintah.
“Ini yang sederhana yang bisa dilakukan, termasuk sosialisasi gizi yang baik itu seperti apa untuk masyarakat,” tandasnya.