Insitekaltim,Samarinda – Talkshow Keuangan Sosial Syariah yang berlangsung di Convention Hall Sempaja, Samarinda menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXX Tahun 2024 di Kalimantan Timur.
Acara tersebut menyoroti pentingnya peran keuangan syariah dalam memperkuat perekonomian nasional di tengah tekanan ekonomi global.
Asisten Direktur dan Kepala Tim Implementasi Ekonomi Daerah Bank Indonesia Kaltim Iwan Kurniawan menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia menghadapi tantangan dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi persoalan seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan stagnasi pendapatan. Sedangkan dari eksternal, tantangan datang dari perang Rusia-Ukraina serta kenaikan nilai tukar dolar AS yang turut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.
Iwan Kurniawan juga menekankan bahwa ketimpangan ekonomi di Indonesia masih menjadi perhatian, terutama karena masih banyak masyarakat yang tergolong kurang mampu.
“Fenomena sosial ini menjadi PR bagi pemerintah dan salah satu solusi yang dapat diandalkan adalah melalui instrumen keuangan syariah,” katanya, Selasa (10/9/2024).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin pada 1998 mencapai 28,07 juta orang (11,4% dari populasi) dan menurun menjadi 25,22 juta orang pada 2023. Namun, ketimpangan kemiskinan tetap lebih tinggi di pedesaan (3,29%) dibandingkan perkotaan (2,63%).
Keuangan syariah di Indonesia memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian, terutama melalui zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ziswaf) yang berfungsi sebagai bagian dari Islamic social finance (ISF).
Instrumen-instrumen ini memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu, mendorong peningkatan konsumsi, dan menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan.
“Ketika konsumsi meningkat, sektor produksi akan merespons dengan menambah produksi, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Iwan.
Untuk mendukung pengembangan UMKM, Bank Indonesia bermitra dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI). Melalui sinergi ini, berbagai program pemberdayaan UMKM di Kaltim telah diluncurkan, seperti pembangunan workshop UMKM unggulan, program infaq drive thru, serta pengembangan usaha pesantren.
Bank Indonesia Kaltim juga memperkenalkan aplikasi “Satu Wakaf Indonesia” yang menjadi inovasi pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI), guna mendukung pengelolaan keuangan syariah secara lebih modern dan terintegrasi.
“Keuangan syariah telah terbukti menjadi penggerak ekonomi yang kuat, membantu perekonomian nasional tetap tangguh dan fleksibel di tengah berbagai tantangan,” pungkasnya.