Insitekaltim,Samarinda – Isu penempatan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) terus berlanjut di Kalimantan Timur (Kaltim). Sebanyak 105 guru PPPK yang telah lolos seleksi di wilayah tersebut belum mendapat penempatan tugas di sekolah.
Komisi IV DPRD Kaltim mengambil langkah dengan mengundang Forum Guru Lulus Passing Grade (FGLPG) yang belum ditempatkan. Rapat dengar pendapat (RDP) digelar dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait di Gedung E DPRD Kaltim, Senin (16/10/2023).
Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa permasalahan penempatan guru PPPK terjadi karena sekolah-sekolah sudah memiliki guru dengan mata pelajaran yang sama.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Puji Setyowati menjelaskan bahwa solusi yang diusulkan adalah mendistribusikan guru yang belum ditempatkan ke sekolah yang membutuhkannya. Jika ditemukan guru dengan mata pelajaran yang sama, mereka akan dialihkan ke mata pelajaran lain yang serumpun.
“Guru yang baru tadi itu diberi mata pelajaran yang lain tetapi yang serumpun, misalnya matematika. Mereka bisa menjadi guru fisika atau kimia. Kemudian misalnya ada guru bahasa Indonesia padahal yang dibutuhkan PPKN, maka satu rumpun itu,” tuturnya.
Wanita yang sebelumnya dosen di Politeknik Negeri Samarinda ini juga berkomitmen untuk memantau masalah ini hingga tuntas. Tujuannya adalah memberikan solusi terbaik kepada 105 guru yang belum mendapat penempatan.
“Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan bersama,” ungkap Puji Setyowati.
Di sisi lain, Ketua FGLPG Andre Tukan mengungkapkan bahwa mereka telah berupaya mencari solusi atas masalah ini dengan berbagai pihak. Pertemuan yang diadakan oleh Komisi IV DPRD Kaltim memberikan sedikit harapan bagi mereka.
“Tadi kita dengar bersama dari BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Kaltim, kalau 105 guru lolos passing grade ini sudah dipastikan segera mendapat penempatan,” ucapnya.
Pada langkah berikutnya, 105 guru ini akan menjalani proses penyusunan dokumen sebelum mereka ditempatkan. Andre berharap bahwa penempatan ini akan mempertimbangkan prioritas, terutama bagi guru yang sudah berumur dan sesuai dengan domisili mereka.
“Kami berharap penempatan itu juga dilandasi dengan asas prioritas terutama seperti teman yang sudah berumur dan sesuai dengan domisili,” harapnya.