Insitekaltim,Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) semakin serius dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
Saat ini, pemprov fokus mendorong pembangunan rendah emisi karbon, yang tidak hanya di wilayah pedesaan tetapi juga di kabupaten dan perkotaan.

Dalam acara diskusi bertajuk “Ketahanan Iklim dan Pengembangan Rendah Karbon Perkotaan” di Crystal V Hotel Mercure Samarinda, Ketua Harian Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim Daddy Ruhiyat menyebutkan bahwa rencana pembangunan tersebut perlu sebuah kebijakan yang seimbang.
“Pembangunan rendah karbon di Kaltim harus melibatkan kebijakan dan program yang tidak hanya mengurangi emisi tetapi juga memperbaiki lingkungan,” ujarnya pada Selasa (6/8/2024).
Daddy menjelaskan bahwa meskipun setiap negara memiliki istilah yang berbeda untuk pembangunan rendah karbon, esensi utamanya tetap sama, yakni mengurangi gas rumah kaca, memanfaatkan energi rendah karbon, dan memastikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Di Australia, dikenal sebagai energi rendah karbon, sementara di Jepang disebut masyarakat rendah karbon,” jabarnya.
Lebih rinci, Daddy menyampaikan pelaksanaan pembangunan rendah karbon di perkotaan perlu melibatkan pengurangan emisi gas rumah kaca, efisiensi sumber daya alam, pengembangan infrastruktur transportasi umum yang efisien dan meningkatkan kepedulian masyarakat.
Acara focus group discussion tersebut juga menampilkan paparan perencanaan ketahanan iklim rendah karbon di kota-kota seperti Samarinda, Balikpapan dan Semarang.
Daddy berharap diskusi ini dapat meningkatkan kemampuan dan kolaborasi bersama dalam mewujudkan ketahanan iklim di perkotaan serta memperkuat kontribusi Kaltim dalam mewujudkan kota rendah karbon di Indonesia.
“Membangun kota rendah karbon memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak dan evaluasi berkelanjutan,” tutupnya.
Dengan inisiatif ini, dirinya berharap dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam mengimplementasikan pembangunan rendah karbon yang berkelanjutan.