
Insitekaltim, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada masa kepemimpinan Bupati Kukar Edi Damansyah dan Wakil Bupati Rendy Solihin berhasil memperpanjang tren positif pengendalian inflasi. Pasalnya, melalui gelontoran dana insentif yang diberikan pemerintah pusat mampu dikonversi secara baik ke dalam Program Tanam Cabai sehingga berujung pada terciptanya kestabilan harga menjelang hari raya Idulfitri 1446 H.

Bupati Kukar Edi Damansyah melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Sungguno menerangkan selama dua tahun berturut-turut Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mendapatkan dana insentif dari Pemerintah Republik Indonesia. Dana tersebut diperoleh lantaran Pemerintah Kabupaten Kukar mampu mengendalikan Inflasi.
Selepas menerima bantuan tersebut, Pemkab Kukar berupaya memetakan kebutuhan bahan pokok yang harganya berpotensi meroket menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN).
“Penyebab yang paling sering terjadi itu harga cabai yang jarang dikendalikan,” kata Sunggono saat menyampaikan sambutan Bupati Kukar Edi Damansyah pada kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pada Bulan Ramadan dan Idulfitri di Aula Kantor Bappeda Kukar, Selasa 25 Maret 2025.
Bertolak dari fenomena yang terjadi itu memantik Bupati Kukar Edi Damansyah memberikan arahan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar membuat Program Tanam Cabai. Program tersebut menyasar 40 Kelompok Wanita Tani (KWT) Kukar.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh, program tersebut berbuntut manis. Sebab, harga cabai per kilogram di Kutai Kartanegara hanya sebesar Rp35 ribu.
“Dan, harga itu tertolong karena adanya produksi lokal. Alhamdulillah cabai kita harganya bisa lebih stabil karena petani kita memproduksi dan harganya mampu bersaing dengan harga cabai yang berasal dari luar Kukar,” bebernya.
Selain itu, sambungnya, cabai yang ditanam KWT memiliki kualitas yang bagus.
Meski begitu, kata dia, berdasarkan informasi yang dihimpun dari pedagang, saat ini para petani cabai menghadapi kendala dari segi keberlanjutan (sustainable).
“Tidak ada yang bisa memberikan kepastian kepada penjual bahwa produksi itu bisa dipertahankan. Nah, ini tugas Kadis Pertanian,” katanya.
Sunggono menambahkan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara pada Bulan Ramadan dan Idulfitri 1446 H bertujuan untuk memastikan pengendalian inflasi berjalan secara lebih efektif di tingkat daerah. Rujukan yang memadai untuk membumikan gagasan tersebut dengan cara menerapkan strategi 4 K.
Pertama, kata dia, keterjangkauan harga. Kedua, ketersediaan pasokan. Ketiga, kelancaran distribusi. Keempat, komunikasi yang efektif.
“Alhamdulillah kita sudah melaksanakan semuanya,” pungkasnya. (Adv)

