Reporter: Emi- Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Untuk pertama kalinya selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, SMAN 17 Samarinda akhirnya melaksanakan pelepasan siswa-siswi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Sebanyak 131 siswa-siswi mengikuti kegiatan pelepasan di Aula PT Airlangga Jalan Bung Tomo, Samarinda Seberang, Kamis (31/3/2022).
Kepala SMAN 17 Samarinda, Dr Abdul Rozak Fahrudin mengatakan dalam kegiatan itu, pihaknya telah mengajukan surat atau meminta rekomendasi kepada pihak Satgas Covid-19.
“Kami mengantongi izin. Kegiatan di Aula Airlangga ini bisa muat sekitar 400-500 orang namun karena masih Covid-19 kita gunakan 50 persen dari daya tampung,” ungkapnya.
Selain pelepasan siswa-siswi, kegiatan tersebut bertujuan menyampaikan beberapa pencerahan kepada siswa-siswi yang akan meninggalkan SMAN 17 Samarinda yakni menjaga nama baik almamater.
“Karakter anak-anak itu harus dibawa, itu harapan kami. Alhamdulillah kami juga bisa memberikan penghargaan kepada siswa-siswi berprestasi, dengan pengalungan sebagai simbolis,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Rozak sapaan akrabnya juga memberikan pembekalan dan menanamkan pengembangan karakter bagi anak didiknya, seperti tata krama untuk menghargai orang yang ada di depan.
“Tadi saya amati selama kegiatan masih ada yang ribut. Sehingga saya perlu memberikan pencerahan ketika ada orang tua yang berbicara secara etika kita harus diam dan mendengarkan,” jelansya.
Meskipun begitu dirinya bisa memahami hal itu, lantaran selama dua tahun tidak bertemu para murid, namun menurutnya tetap harus memberikan informasi bagaimana menempatkan kapan mereka harus berbicara.
“Wajar dua tahun pandemi Covid-19 mungkin saking rindunya sesama teman sehingga pasti cerita meluapkan kegembiraan. Saya berharap itu yang mesti anak-anak lakukan. Alhamdulillah mereka tertib datang rapi dan tetap mengikuti prokes,” tandasnya.
Sementara itu, Rania Nasywa Azzahra pelajar Mipa 1 SMAN 17 Samarinda menyampaikan keluh kesahnya selama pembelajaran di masa Pandemi Covid-19.
Kata dia, sulit memahami pelajaran selama pembelajaran melalui daring (online) terlebih guru memiliki kesibukan, sehingga hanya memberikan materi pelajaran melalui online.
“Tapi saya berusaha untuk memahaminya,” ungkapnya.
Ia juga meminta agar selama pembelajaran melalui daring pihak guru memberi perhatian lebih agar pelajar bisa memahami.
“Guru-guru lebih memperhatikan lagi gimana kehidupan murid di rumah sudah tercukupi kah, sudah bisa kah memahami, jadi tidak hanya memberi soal dan video materi saja, tapi bisa dijelaskan, sehingga saat turun sekolah kami bisa memahami pelajaran,” tuturnya.
Namun ia tetap mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang telah memberikan dukungan dan ilmu.
“Terima kasih sudah membantu kami, semua berjuang melewati 3 tahun yang sulit, mau ada ikut serta dan tidaknya pasti ada bantuan doa,” pungkasnya.