Insitekaltim, Samarinda – Debat publik kedua pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang tahun 2024 menjadi panggung bagi setiap paslon, termasuk Neni Moerniaeni dan Agus Haris untuk memaparkan visi besar mereka.
Dengan tema debat “Pembangunan Menuju Kawasan Industri Ideal dalam Mewujudkan Bontang Sentosa 2045,” Neni memperkenalkan program-program unggulan yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Mengusung visi menjadikan Bontang sebagai kota jasa industri yang berkelanjutan dengan ekonomi tangguh, Neni tampil percaya diri, memberikan detail solusi untuk tantangan-tantangan yang dihadapi kota ini.
Di awal debat, Neni Moerniaeni menegaskan visi misinya yang mengarahkan Bontang menuju kota yang smart, hijau, kreatif dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya peran Bontang sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Visi kami adalah mewujudkan Bontang sebagai kota jasa industri yang berkelanjutan dengan ekonomi yang tangguh dan dinamis. Dalam bingkai pemerintahan yang bersih, accountable, dipercaya dan melayani, kami optimistis dapat membawa perubahan besar untuk Bontang,” papar Neni.
Dia juga menguraikan salah satu program unggulannya, Bontang Pintar, yang berfokus pada pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Program ini mencakup, bantuan teknologi untuk guru, yaitu satu laptop untuk setiap guru sekolah negeri dan swasta. Beasiswa Pendidikan dengan bantuan biaya pendidikan dari jenjang S1 hingga S3 untuk mahasiswa, ASN, dosen dan tenaga kesehatan.
Dukungan bagi guru swasta, lanjut Neni, yakni tunjangan Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan bagi anggota Persatuan Guru Swasta (PGS) serta pendidikan gratis yaitu penyediaan pakaian, sepatu, tas dan buku untuk siswa SD dan SMP di seluruh Bontang.
“Kami ingin mencetak satu sarjana dari setiap keluarga miskin, sehingga pendidikan benar-benar menjadi jalan keluar dari kemiskinan,” jelasnya.
Tidak hanya berfokus pada pendidikan, Neni juga memaparkan rencana peningkatan kesejahteraan pegawai, termasuk aparatur sipil negara (ASN), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan tenaga kontrak daerah (TKD).
Ia berjanji untuk meningkatkan tunjangan penghasilan secara berkala, menambah kuota PPPK dan mengusahakan honorer menjadi PPPK, memberikan asuransi hari tua bagi ASN, PPPK dan tenaga kontrak daerah serta menaikkan honor tenaga harian lepas menjadi Rp150 ribu per hari.
Menurut Neni, kesejahteraan pegawai adalah fondasi penting untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas.
Sebagai kota industri strategis, Neni juga menyoroti pentingnya revitalisasi tata ruang dan pengelolaan lingkungan. Ia berjanji untuk memastikan pembangunan kawasan industri yang modern, ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi.
“Kami percaya bahwa Bontang dapat menjadi kota industri ideal yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan sejahtera untuk masyarakat,” tambahnya.
Debat publik ini menjadi ajang pembuktian bagi Neni dan Agus Haris untuk memperkenalkan program-program unggulan mereka kepada masyarakat. Dengan visi besar dan program yang konkret, pasangan nomor urut 4 ini berharap dapat merebut hati masyarakat Bontang.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama merajut mimpi besar Bontang Sentosa 2045, demi masa depan yang lebih baik untuk kita semua,” pungkas Neni.
Mulai detik ini, masyarakat Bontang dihadapkan pada pilihan besar. Akankah visi dan program Neni Moerniaeni dan Agus Haris menjadi jawaban atas tantangan Kota Taman ini? Jawabannya akan ditentukan pada 27 November mendatang.