Reporter : Apriliani – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Musyawarah Besar IV Dewan Adat Dayak Kaltim, dengan tema ‘Melahirkan Generasi Yang Siap Menghadapi Persaingan Global’, dilaksanakan hari ini, di lantai 2 Ballroom Hotel Bumi Senyiur. Selasa (26/11/2019).
Acara dihadiri oleh Wakil Walikota Muhammad Barkati, Presiden Majelis Adat Dayak Nasional Drs. Cornelis, MH, Ketua Umum Dewan Adat Dayak Kaltim Dr. Edy Gunawan Areq Lung MA.M.th, Ketua Forum Kebangsaan Kaltim H. Yos Sutomo, dan Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah H. Muhammad Yadi Robyan Noor, SE. MTP.
Mewakili Gubernur Kaltim yang tidak bisa menghadiri acara, H. Muhammad Yadi Robyan Noor, SE. MTP mengatakan bahwa untuk mencapai keadilan, kemakmuran serta kedamaian, pemerintah tidak hanya sendiri, namun berkerjasama dengan ormas.
“Di Kalimantan Timur punya sebanyak 587 ormas, salah satunya dewan adat dayak, jadi mubes ini sangat penting juga untuk memilih pemimpin DAD, karena IKN sudah menjadi kesepakatan bersama,” ungkapnya.
Yadi juga menerangkan, Pemerintah Provinsi Kaltim punya kebijakan serta visi misi di tahun 2019/2020 untuk berani, dalam visi harus ada orientasi yang jelas, bertekad memajukan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan sumber daya manusia, yaitu berdaulat pembangunan dalam SDM yang berakhlak mulia serta berdaya saing, terutama perempuan/pemuda dan penyangga autis.
“Pembangunan SDM harus terus di himbau, dan diharapkan warga dayak terus bersatu serta sukses dalam pembangunan di Kaltim,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kaltim diberi amanah menjadi IKN, maka ada kebutuhan lahan, pembiayaan dan juga SDM.
“Khususnya lahan, sampai hari ini permintaan dari pusat, tentu saja pemerintah Kalimantan Timur bukan hanya menghadiahkan 80.000 hektar, tapi sampai 350.000 hektar. Setidaknya dibutuhkan 465 triliun yang akan dilakukan selama 4 tahun. Tahun depan, kita akan memperoleh 2 triliun dari pemerintah pusat. Secara konkrit, itu akan menyerap tenaga kerja sebanyak 28.000 orang,” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa ada hal positif, terkait terpilihnya IKN di Kaltim. Maka dari itu, Pembangunan di Kaltim harus dikawal dan didukung bersama.
Ketua Forum Kebangsaan Kaltim, H. Yos Sutomo, Amai Salung Jalung menyemangati pemuda pemudi dayak bahwa warga dayak harus mengimbangi suku di Indonesia, dan harus bangkit.
“Kita orang kaltim harus jaga NKRI ini, kita harus berjuang dengan mental Kalimantan. Kita bisa mengatasi budaya yang akan masuk ke Kalimantan,” ungkapnya penuh semangat.
Ketua Umum Dewan Adat Dayak Kaltim, Dr. Edy Gunawan Areq Lung MA.M.th menegaskan bahwa, ini bukan pertandingan kehebatan calon, tapi untuk membawa warga masyarakat Dayak yang lebih profesional, lebih adat istiadatnya, lebih santun dan saling menghargai satu sama lain.
“Mempersatukan kedua pihak yang sedang bertikai, agar satu sama lain, sehingga tidak ada kebencian. Meluruskan perkara yang bengkok, serta memperbaiki warga dayak agar kedepannya bisa berguna bagi bangsa ini,” tegasnya.
Setelah itu, Mubes Ke -IV Dayak dibuka langsung oleh Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Drs. Cornelis, MH. Ia mengharapkan agar acara ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, dengan berakhirnya masa jabatan, diharapkan pengganti bisa betul-betul mau mengurus.
“Karena ini merupakan tugas dan tanggung jawabnya, bagaimana bisa membawa masyarakat Dayak yang berkualitas mampu menjadi manusia yang bersaing dengan ketat,” harap Cornelis yang juga anggota DPR RI ini.
Ia menerangkan bahwa ada beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu pertanggungjawaban ketua adat dayak, masalah organisasi, masalah rencana kerja, semua dibahas dan selanjutnya adalah pemilihan ketua, yang berhak memilih adalah dewan-dewan adat.
“Dan juga orang dayak harus belajar berorganisasi. Saya pantang menjual organisasi. Mental-mental harus direvolusi, bagaimana caranya? Dengan Pancasila, dengan bhineka tunggal ika dan Undang-undang dasar 1945,” kata Cornelis.
“Jika kita tidak merubah, Indonesia akan hancur, kita harus perkenalkan pada anak-anak kita. Dan juga mengapa kita undang Pemerintah? agar mereka tahu bahwa kita bukanlah pemberontak, organisasi ini dimaksud untuk membangun dan bersinergi dengan Pemerintah,” sambungnya.
Ia mengharapkan agar dayak bisa setara dengan suku-suku lain, warga dayak harus bisa mengoreksi diri, bagaimana peristiwa masa lalu dan yang akan datang. Karena IKN disini, maka perilaku harus dirubah, dan jangan buat Pemerintah repot.
“Nasib kita bukanlah orang lain yang merubah, tapi kita sendiri. Kita harus bersaing ketat. Kita harus meningkatkan dan mengembangkan diri serta saling berkerjasama,” imbuhnya.
Ia juga menerangkan, jika pilih pemimpin jangan karena disogok ataupun di beri fasilitas.
“Kalau bisa musyawarah mufakat, masyarakat dayak harus mengutamakan musyawarah mufakat. Maka, secara resmi musyawarah adat dayak, saya katakan dibuka dan terbuka,” tutupnya.
728 Views