Insitekaltim,Jakarta – Provinsi Kalimantan Timur dalam waktu dekat akan menjadi ibu kota negara di Indonesia, hal tersebut akan mendorong perpindahan sebagian masyarakat luar pulau Kalimantan untuk beradu nasib di Benua Etam.
Banyaknya perpindahan penduduk ke Kaltim akan mengakibatkan kebutuhan makanan meningkat. Jika pemerintah lambat mengambil tindakan, peningkatan angka inflasi di Kaltim diperkirakan akan menjadi masalah serius.
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim berupaya melakukan studi tiru ke PT Food Station Tjipinang Jaya di Jakarta sebagai salah satu perusahaan yang membantu memenuhi kebutuhan pangan di Ibu Kota Jakarta selama ini.
“Kami melihat DKI Jakarta selalu berada di posisi teratas dalam pengendalian inflasi. Padahal Jakarta sendiri tidak memiliki banyak lahan pertanian. Kami ingin belajar ke sini. Mungkin perlu proses dan waktu,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim Heni Purwaningsih pada Kamis (19/10/2023) di lokasi pabrik PT Food Station Tjipinang Jaya, Pulo Gadung.
Meski hanya memiliki lahan persawahan sekitar 414 hektare dengan jumlah penduduk mencaoai 11,24 juta jiwa, Jakarta terbilang stabil dan patut diacungi jempol dengan keberhasilannya mampu mengendalikan pasokan pangan dan inflasi.
“Sekarang misalnya, ketika Kaltim mulai pusing karena urusan beras, DKI tetap tenang,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Kaltim sebagai penghasil sawit nyatanya mengalami kesulitan menghadapi kebutuhan masyarakat sedangkan Jakarta justru mampu mengatasi dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Kondisi Jakarta yang selama ini terkendali, ternyata sangat dipengaruhi oleh kerja positif PT Food Station Tjipinang Jaya, BUMD milik Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga stok dan harga pangan di Jakarta dan sekitarnya.
Kepala Divisi Suply Chain PT Food Station Tjipinang Jaya Gazali Malik saat ini, perusda ini sudah memiliki dua pabrik pengolahan beras di Jakarta dan Pamanukan. Meski demikian, pihaknya terus melakukan upaya kolaborasi dan pengembangan.
“Rata-rata stok Food Station di tahun 2022 sebanyak 11.000 ton. Dan per Agustus 2023 ditingkatkan menjadi 18.058 ton. ,” kata Gazali Malik.
Selain itu, Food Station yang diperkuat sekitar 700 tenaga kerja pada Tahun 2021 meraih penerimaan sebesar Rp1,1 triliun dan menyumbang PAD sebesar Rp10 miliar. Sedangkan Tahun 2022 penerimaan yang mereka hasilkan Rp1,77 triliun dan kontribusi PAD Rp14 miliar. Untuk mendukung operasional perusahaan, Food Station.