Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Menjelang Magrib, massa Aksi Kaltim Bersatu Jilid 2, di paksa mundur oleh pihak keamanan,karena berusaha masuk pintu pagar DPRD Provinsi Kaltim, namun keinginan para mahasiswa tidak bisa masuk dan polisi mencoba membubarkan diri. Aksi dimulai sejak pukul 10.00 Wita, Kamis (26/9/2019)
Jam menunjukkan 18.00 Wita, dimana polisi tidak memberi kesempatan kepada para mahasiswa yang terus berusaha membuka pintu dewan karena sesuai batas waktu yang diberikan maka pihak keamanan memaksa untuk mundur dengan tembakan gas air mata sehingga para mahasiswa kocar kacir untuk menyelamatkan masing-masing
Terlihat aksi kali ini membludak 3 kali lipat dibandingkan aksi sebelumnya yang juga dilakukan di depan Gedung DPRD Provinsi Kaltim.
Mahasiswa yang tergabung dari beberapa universitas , serta pelajar SMK yang juga ikut andil dalam demonstrasi ini yang menuntut Revisi UU KPK dan RKUHP
Dalam aksi jilid ke 2, polisi menerjunkan sebanyak 750 personil, baik dari Polresta Samarinda maupun bantuan pasukan Polda Kaltim yang sebelumnya juga menurunkan 700 personil.
Dari aksi hari ini, polisi sempat menembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa yang dinilai mulai anarkis dan terus berusaha masuk ke pintu DPRD Kaltim yang dijaga pihak keamanan
“Berapa kali polisi menembakkan gas air mata kepada kami,” ungkap salah satu Aliansi Pelajar Samarinda berinisial NW kepada Insitekaltim.
Ia mengaku tak gentar dan akan ikut maju membantu para mahasiswa yang sejak Senin (23/09/2019) lalu berdemonstrasi di DPRD Provinsi Kaltim.
“Kita ingin UU itu dibatalkan bukan ditunda pengesahannya,” lanjutnya.
Ia mengatakan, sedikit banyak dirinya mengetahui isi dari UU tersebut.
“Melanggar kebebasan rakyat. Merumuskan UU tapi tidak melibatkan rakyat,” tambahnya.
Dari pantauan Insitekaltim, hingga pukul 17.59 wita, massa aksi masih berada di depan Gedung DPRD Provinsi Kaltim dan pada pukul 18.00 wita akhirnya polisi memaksa memukul mundur karena sesuai izin yang diberikan sehingga massa tidak berkutik. Dimana sedikit demi sedikit mahasiswa ber angsur-angsur meninggalkan gedung DPRD Kaltim