Insitekaltim samarinda-Pemilihan Erick Tohir sebagai ketua timses pemenangan Joko Widodo-KH.Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden mendatang merupakan kepiawanan Jokowi membaca situasi.
Erick Tohir merupakan sosok pengusaha muda sukses yang dimiliki indonesia. Dengan masuknya Erick Tohir sebagai timses Jokowi-Ma’ruf, pupus keinginan Sandiaga Uno yang menginginkan Erick untuk tidak mau menjadi timses Jokowi Ma’ruf,dengan alasan pertemanan dari mereka agar tetap tersambung
Menurut Budiman,S.IP, M.Si Ketua Program Studi Pemerintahan Integratif Fisip Unmul menyebutkan bahwa setiap pemilihan timses apalagi ketua timses adalah bagian dari strategi pemenangan.
“Erick Tohir adalah simbol kesuksesan Asian Games yang membuat banyak orang terkesima dan terkagum-kagum, baik itu nasional maupun internasional. Erick mampu mengelola perbedaan dalam artian potensi anak bangsa dari berbagai macam suku dan agama untuk mensukseskan asian games”ungkapnya
Ini sebuah kelebihan yg bisa menarik pemilih. Belum lagi dilihat dari latar belakangnya sebagai pengusaha muda, setidaknya dia bisa menarik pengusaha lain untuk merapat. Atau setidaknya dia bisa memecah pemilih dari Sandiaga Uno yang identik dengan pengusaha muda.
“Strategi pemenangan banyak dtentukan oleh isu yang dbangun. Selama ini Prabowo-Sandi mendengungkan jargon emak-emak dan milenial. Dengan suksesnya Asian Games yang pembukaannya memakai konsep milenial, hiburan keberagaman dan menonjolkan tarian Aceh, setidaknya ada 2 yang bisa didapat
“Pertama, simpati orang Sumatra terutama Aceh dan yang terpenting ada suara dari kaum milenial. Perebutan suara sumatra saya rasa tergantung komposisi timsesnya yg dbentuk,”kata Budiman
Lain halnya yang dikatakan Lutfi dosen Fisip Unmul, menurutnya faktor utama terpilihnya Erick Tohir bukan karena dia Jong Sumatra, tapi lebih karena tujuan memperoleh penyeimbang terhadap suara Sandiaga Uno. Kalau target 75 persen agak berlebihan,”cetusnya
Wartawan sukri