Reporter: Syifa – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Mahyudin berharap pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Mahyunadi-Lulu Kinsu mampu membuat perubahan terkait pola pikir pejabat yang hanya ingin dilayani oleh masyarakat.
“Pejabat yang selama ini senang dihormati keinginannya untuk dilayani. Ini harus berubah. Saya tidak berbicara hanya Kutai Timur, banyak di Republik Indonesia ini pejabatnya petantang-petenteng selalu minta dihormati,” tuturnya dalam sambutan di acara pengajian Srikandi Makin (19/9/2020).
Politikus Partai Golkar ini berharap ada sosok yang mampu menggebrak pola pikir di dunia politik dan melakukan perubahan terhadap watak pejabat untuk tidak lagi ingin dilayani, melainkan harus melayani.
“Jadi pejabat itu harus melayani dan menghormati rakyatnya. Makanya saya jujur saja, saya ini masih pejabat tinggi negara memiliki hak fasilitas. Saya diberi ajudan, tapi ajudannya saya suruh pulang. Enggak usah pakai ajudan, bikin repot,” ujarnya.
Mahyudin mengingatkan bahwa fasilitas yang diberikan negara bukan semata-mata untuk terlihat sukses apalagi digunakan untuk memperkaya diri, melainkan sebuah kemudahan yang diberikan negara agar bisa melayani rakyat dengan lebih baik lagi.
Wakil Ketua DPD RI ini juga menilai fasilitas mobil mewah tidak layak lagi untuk diberikan ke pejabat.
“Saya jadi wakil ketua MPR, oleh Pak Jokowi dikasih mobil bekas bukan mobil baru. Kata Pak Jokowi, kita menghemat uang negara sehingga tidak perlu beli mobil baru,” terangnya.
Keputusan Presiden Jokowi memberikan fasilitas berharga miring ke pejabat menginspirasi Mahyudin, sehingga ia berharap keputusan seperti ini bisa dicontoh oleh pemangku kebijakan agar bisa memangkas anggaran daerah untuk kepentingan yang lebih utama.
“Nanti Mahyunadi kalau jadi bupati, saya kira nggak usah pakai mobil-mobil seperti land cruiser. Pakai mobil innova saja cukup, kalau bepergian di dalam kota,” imbuhnya.
Mahyudin menambahkan, pentingnya menanamkan dalam diri bahwa menjadi pemangku kebijakan bukan untuk menjadi kaya. Ia menilai pola pikir ini yang menyebabkan banyaknya kasus korupsi di republik ini.
“Jadi saya ingatkan, ini yang berdua (Mahyunadi-Lulu Kinsu). Jangan cari kekayaan. Jadi Bupati harus untuk melayani,” tegasnya.
Dia berharap, pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kutai Timur Mahyunadi-Lulu Kinsu bisa menjadikan Kutai Timur sebagai zona yang berintegritas dan jauh dari korupsi.
“Mindset pegawai kita harus diperbaiki. Jangan lagi ada pegawai diberi jabatan berdasarkan suka atau tidak suka, tetapi harus dilaksanakan oleh orang yang tepat dan pangkatnya sesuai. Agar pegawai negeri sipil kita profesional dalam melayani masyarakat,” pungkasnya.