Insitekaltim,Jenewa – Tenun Doyo, sebuah mahakarya tekstil tradisional dari Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur mencuri perhatian dunia internasional dalam Sidang Majelis Umum ke-65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa.
Kain tenun yang kaya akan nilai budaya dan historis ini telah terdaftar sebagai Indikasi Geografis sejak 13 Agustus 2019 menegaskan posisinya sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia pada acara yang berlangsung pada 9-17 Juli 2024.
Kepala Bidang Pelayanan Hukum Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan Timur Santi Mediana dengan bangga menceritakan beragam keunikan Tenun Doyo di hadapan para peserta Sidang WIPO.
Menurutnya, keunikan Tenun Doyo terletak pada bahan benang Doyo yang menghasilkan motif kasar serta kemampuan kain untuk tidak kusut saat dilipat. Keistimewaan ini menjadi daya tarik tersendiri di mata internasional.
“Ini adalah fitur yang sangat diapresiasi oleh para pengunjung pameran,” tutur Santi Medina, Rabu (18/7/2024).
Tenun Doyo, yang diproduksi oleh Suku Dayak Benuaq menggunakan serat daun doyo yang berasal dari tanaman sejenis pandan yang tumbuh di pedalaman Kalimantan. Kain ini tidak hanya mencerminkan teknik penenunan yang cermat tetapi juga memiliki kemampuan unik untuk kembali ke bentuk semula tanpa meninggalkan lipatan berlebihan, menjadikannya sangat praktis dan estetik.
Tidak hanya itu, motif-motif Tenun Doyo juga menggambarkan strata sosial pemakainya, menambah nilai budaya dan historis dari kain tersebut. Santi menekankan bahwa Tenun Doyo bukan sekadar pakaian, tapi juga memiliki nilai spiritual yang digunakan dalam berbagai upacara penting seperti upacara keagamaan, perkawinan dan bahkan kematian.
Kain tenun ini diyakini telah ada sejak berabad-abad silam, hampir setua dengan keberadaan Hindu Kutai, menjadi simbol identitas yang kuat bagi Suku Dayak Benuaq.
Dengan kehadiran di pameran internasional ini, diharapkan Tenun Doyo Benuaq Tanjung Isuy Jempang Kutai Barat semakin dikenal di kancah global. Hal ini juga diharapkan dapat memperkuat perlindungan dan pengakuan terhadap produk Indikasi Geografis dari Indonesia, sekaligus mendorong kebanggaan nasional akan warisan budaya yang kaya dan beragam.
“Kami bangga dapat memperkenalkan warisan budaya ini ke dunia internasional melalui pameran ini,” tandas Santi dengan penuh harap.