Insitekaltim, Samarinda – Dengan dominasi generasi muda yang kian meningkat, Indonesia khususnya Kalimantan Timur (Kaltim) dihadapkan pada fenomena bonus demografi yang dapat menjadi peluang besar sekaligus tantangan berat.
Anggota DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra mengingatkan bahwa situasi ini bisa menjadi aset emas bagi pembangunan ekonomi, atau sebaliknya, menjadi ancaman serius bagi stabilitas sosial.
Pernyataan ini disampaikannya di Cafe Bagios Samarinda itu, menarik perhatian berbagai kalangan tentang langkah-langkah yang harus diambil agar bonus demografi tidak berakhir menjadi “bom waktu”.
“Bonus demografi ini adalah kesempatan sekaligus ancaman. Jika tidak dikelola dengan bijak, dampaknya bisa memicu berbagai permasalahan sosial, mulai dari tingginya angka pengangguran hingga meningkatnya kriminalitas,” ungkap Andi Senin (11/11/2024), menggambarkan generasi muda sebagai dualitas yang menentukan masa depan Kaltim.
Politikus Partai Golkar itu menegaskan, meningkatnya populasi usia produktif di Kaltim tidak akan secara otomatis mendorong kemajuan ekonomi tanpa kesiapan lapangan kerja yang cukup. Menurutnya, pemerintah daerah harus menyediakan lapangan kerja yang memadai serta program-program pengembangan keterampilan yang relevan agar generasi muda mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja.
“Lapangan kerja yang cukup dan keterampilan yang relevan adalah fondasi kita dalam menghadapi bonus demografi. Jika pemerintah tidak serius dalam menyediakan hal ini, kita bisa menyaksikan ledakan pengangguran dan berbagai masalah sosial,” tegas Andi, menggarisbawahi urgensi bagi pemuda Kaltim untuk siap bersaing di dunia kerja.
Bukan hanya lapangan kerja, Andi juga menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan kunci penting agar bonus demografi ini benar-benar bermanfaat. Andi percaya bahwa dengan SDM yang berkualitas, bonus demografi akan menjadi keuntungan besar yang mendorong Kaltim ke arah kesejahteraan.
“Pembangunan manusia yang berkualitas adalah kunci agar bonus demografi ini menjadi keuntungan, bukan bencana. Jika kita gagal menyiapkan SDM unggul, kita berisiko menghadapi masa depan yang penuh masalah sosial,” jelasnya, mengisyaratkan perlunya investasi yang serius dalam pendidikan dan pelatihan.
Sebagai langkah nyata, Andi mengusulkan adanya regulasi-regulasi daerah yang dapat mendukung peningkatan pendidikan dan keterampilan bagi pemuda di Kaltim.
Ia berharap, regulasi ini dapat membekali generasi muda Kaltim agar siap menghadapi tantangan masa depan, mengurangi risiko pengangguran, dan menciptakan masa depan yang lebih stabil dan berdaya saing.
“Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, memiliki potensi besar di masa bonus demografi ini. Harapan kita adalah memanfaatkannya sebaik mungkin agar bisa menjadi sumber kekuatan, bukan kelemahan bagi daerah,” ujar Andi optimis.
Dengan langkah-langkah tepat dari pemerintah dan dukungan kebijakan yang kuat, bonus demografi di Kaltim bukan hanya dapat menjadi motor penggerak ekonomi tetapi juga pilar stabilitas sosial.