Insitekaltim,Jakarta – Koperasi Simpan Pinjam Al Fattah Indonesia Internasional (KSP Al Fattah) berhasil memperoleh dana pinjaman tanpa jaminan dari platform teknologi finansial (fintech) terkemuka Singapura.
Dana ini kemudian disalurkan melalui Koperasi Pemasaran Ekonomi Kerakyatan Indonesia (KPEKI) untuk mendukung berbagai program ekonomi kerakyatan, terutama di bidang ketahanan pangan.
Kerja sama strategis ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian oleh kedua belah pihak di Jakarta pada Senin (8/7/2024).
Penyaluran dana ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembiayaan usaha kecil dan menengah (UKM) serta sektor produktif lainnya.
Detail perjanjian kerja sama itu meliputi jumlah pinjaman dan syarat penyaluran yang terdiri dari total dana yang dipinjamkan oleh fintech kepada KSP Al Fattah sebesar Rp50 miliar. Dana tersebut akan disalurkan oleh KPEKI kepada anggota KSP Al Fattah dengan tenor pinjaman maksimal 24 bulan.
Poin kedua yaitu, penggunaan dana pinjaman ini akan difokuskan pada pembiayaan sektor UKM, pertanian, perdagangan dan industri kreatif. Setiap anggota KPEKI yang menerima pinjaman wajib menyampaikan rencana penggunaan dana secara rinci dan transparan.
Selanjutnya, poin ketiga yaitu proses pengajuan dan persetujuan. Anggota KPEKI dapat mengajukan pinjaman melalui KSP Al Fattah. KPEKI akan melakukan verifikasi dan penilaian kelayakan terhadap setiap pengajuan pinjaman. Setelah disetujui, dana akan langsung disalurkan ke rekening anggota yang bersangkutan dalam waktu 14 hari kerja setelah data lengkap.
Terakhir, poin monitoring dan evaluasi, KPEKI dan KSP Al Fattah akan melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan dana digunakan sesuai dengan tujuan. Evaluasi kinerja dan laporan keuangan harus disampaikan setiap tiga bulan sekali kepada fintech dan pihak terkait.
Ketua KSP Al Fattah Regional Jakarta Bong Maya Fransisca menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi ekonomi masyarakat kecil dan menengah.
“Dengan dukungan dana tanpa jaminan ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan anggota kami,” ungkap Maya.
Menanggapi hal yang sama, Ketua Koperasi Pemasaran Ekonomi Kerakyatan Indonesia Rischan Bahtiar
menyambut antusias kerja sama ini.
“Penyaluran dana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka,” jelasnya.
Fazhra Fawwaz Al Firman perwakilan dari fintech Singapura menegaskan komitmen mereka untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia.
“Melalui kerja sama dengan KSP Al Fattah dan KPEKI, kami yakin dana ini akan tepat sasaran dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor. Kami berharap KPEKI dapat bersinergi untuk memenuhi kewajiban yang diminta oleh pihak fintech,” ungkapnya.
Kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi koperasi-koperasi lainnya di Indonesia. Dengan adanya akses terhadap dana pinjaman tanpa jaminan, diharapkan akan lebih banyak usaha kecil dan menengah yang berkembang dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Ini juga merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat inklusi keuangan dan mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat.
Melalui kerja sama ini, diharapkan pula akan tercipta sinergi yang baik antara sektor keuangan formal dan informal, sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.