Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim.com, Samarinda – Semenjak viralnya temuan murid SMA di Palangkaraya soal khasiat tanaman khas Kalimantan yaitu Akar Bajakah, kini tanaman tersebut menjadi incaran para pelaku usaha baik online maupun pasar.
Pantauan Insitekaltim.com, kayu bajakah sudah dijual bebas di sepanjang ruas jalan menuju Anggana dan beberapa jalan poros antar kota di kaltim, pasar tradisional, serta di media sosial, dengan harga bervariasi mulai dari Rp 50.000 sampai dengan Rp 2 juta tergantung beratnya. Diketahui akar Bajakah ini dikirim langsung dari Palangkaraya melalui jalur darat.
Dikunjungi Insitekaltim.com, Kepala BPOM Kalimantan Timur, Drs Leonard Duma Apt., MM mengingatkan masyarakat yang menjual akar bajakah, untuk tidak memberikan label obat kanker.
Dia menjelaskan, akar Bajakah memiliki ratusan jenis yang khasiatnya juga berbeda. Apalagi, saat ini juga baru direncanakan dilakukan penelitian lebih jauh soal kepastian dari khasiatnya itu.
“Pada dasarnya kami ini unit pelaksana teknis, tentunya mengacu dan berpedoman arahan dan kebijakan BPOM Pusat. Memang secara teknis Bajakah ini baru sebatas penelitian yang dasarnya sebagai pendahuluan, perlu penelitian lebih lanjut, jangan sampai malah menimbulkan masalah gagguan kesehatan lainnya,” paparnya
Selaku Kepala Balai Besar BPOM ini menyatakan apresiasinya kepada temuan para siswa di Palangkaraya yang berhasil memenangkan Medali Emas pada ajang kompetisi tingkat dunia di Seoul, Korea Selatan. Namun menurut Leo, penelitian tersebut kembali harus di uji secara klinis sebelum dipasarkan atau dikonsumsi oleh masyarakat.
“Kita tidak mengatakan yang di temukan adek – adek kita di Palangkaraya itu tidak benar. Hanya perlu di uji lanjutan, harus di uji dulu di hewan coba, setelah itu di uji lagi tingkat keracunan atau toksisitas, kemudian setelah aman di hewan coba baru kita melangkah ke uji klinis. Dan uji klinis ini hanya bisa di lakukan oleh tenaga medis yang ditetapkan. Karena tidak semua rumah sakit tidak semua dokter bisa melakukan uji klinis, karna dirumah sakit harus memiliki ketersediaan fasilitas uji,” tegasnya
Menanggapi maraknya penjualan akar bajakah yang kini ramai beredar disitus online shop maupun pasar, Leo berharap agar masyarakat bisa lebih berhati hati dan bersabar menunggu hasil klinis dari Menteri kesehatan dan BPOM terkait kelayakan dan dosis yang seharusnya di konsumsi.
“Ini menjadi perhatian juga terkait obat kanker, bisa saja ada ramuan – ramuan atau kearifan turun temurun yang berkhasiat sebagai obat kanker, tetapi kembali lagi harus di hitung takar penggunaannya. Mohon maaf, kanker itu kan penyakit yang dekat sekali dengan maut. Kalau salah cara pengobatannya, resikonya kan nyawa,” ungkapnya.
Leo pun menjelaskan, sebagai Kepala Balai Besar BPOM tidak bisa langsung mengeksekusi peredaran akar bajakah yang kini sudah marak di perjual belikan.
“Pada dasarnya BPOM akan bertindak ketika peredaran itu melampirkan khasiat. Akar bajakah ini kan termasuk rempah – rempah, ini juga dari alam dan sudah menjadi kebiasaan saudara saudara adat kita sebagai penawar bagi mereka, ya BPOM tidak bisa serta merta menyatakan ini ilegal, kecuali dalam aturan hukumnya akar bajaka ini masuk kategori tanaman di lindungi. Nah ini masuk di ranahnya Dinas kehutanan dan lingkungan,” tutupnya