Insitekaltim, Samarinda — Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Samarinda mencatat penurunan signifikan jumlah kasus kebakaran sepanjang tahun 2025. Total kejadian kebakaran tercatat sebanyak 185 kasus, turun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 266 kejadian.
Kepala Disdamkar Kota Samarinda Hendra menyebut penurunan tersebut mencapai sekitar 30,45 persen. Meski demikian, ia menegaskan bahwa tingkat kewaspadaan masyarakat tetap harus ditingkatkan karena penyebab kebakaran masih didominasi oleh faktor kelalaian.
“Penyebab terbanyak masih akibat korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Selebihnya disebabkan kompor yang ditinggalkan menyala atau kebocoran gas,” ujar Hendra saat diwawancara Rabu, 17 Desember 2025.
Dari ratusan kejadian tersebut, beberapa di antaranya bahkan menimbulkan korban luka hingga meninggal dunia. Selain faktor teknis, Hendra juga menyoroti masih banyaknya bangunan yang belum memenuhi standar keselamatan kebakaran.
“Dari pantauan kami ada bangunan publik seperti ruko yang tidak dilengkapi pintu darurat. Saat terjadi kebakaran penghuni bisa terjebak di dalam karena tidak memiliki akses evakuasi,” jelasnya.
Untuk menekan angka kebakaran ke depan, Disdamkar Samarinda tidak hanya mengandalkan penanganan saat kejadian, tetapi juga memperkuat upaya mitigasi risiko sejak dini.
“Kebakaran bukan hanya soal penanganan di hilir. Yang paling penting justru di hulu, bagaimana membangun kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran. Sosialisasi, edukasi, dan simulasi terus kami lakukan,” katanya.
Ia menilai masih banyak masyarakat yang menganggap sepele potensi kebakaran, salah satunya dengan tidak menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Ketidaksiapan tersebut kerap memicu kepanikan dan memperbesar dampak kebakaran.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Disdamkar Samarinda juga meningkatkan kewaspadaan. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kebakaran kerap dipicu aktivitas bermain kembang api dan air mancur.
“Pernah terjadi di Jalan Abu Salim dan Jalan Lambung Mangkurat akibat anak-anak bermain kembang api. Kami mengimbau masyarakat agar tidak bermain kembang api atau air mancur di sembarang tempat,” tegasnya.
Dalam rangka pengamanan Nataru, Disdamkar Samarinda menyiagakan personel dan sarana prasarana secara penuh.
“Kami siaga di 11 posko dengan sekitar 175 personel yang dikerahkan selama perayaan Natal dan Tahun Baru,” pungkas Hendra.

