Insitekaltim,Jenewa – Kakao Berau, produk unggulan dari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur kembali mencuri perhatian dunia internasional.
Dalam rangkaian Sidang Majelis Umum ke-65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) yang berlangsung 9-17 Juli 2024, Kakao Berau dipamerkan dalam Pameran Produksi Indikasi Geografis. Produk ini diakui tidak hanya karena kualitasnya yang unggul tetapi juga karena sejarah panjang dan kontribusinya terhadap perekonomian lokal.
Kepala Bidang Pelayanan Hukum dari Kemenkumham Kalimantan Timur Santi Mediana memberikan penjelasan mengenai keunikan dan perjalanan Kakao Berau.
“Kakao Berau memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak tahun 1987 di Kampung Merasa, Kecamatan Kelai. Kini, budidayanya telah meluas ke berbagai kecamatan seperti Teluk Bayur, Sambaliung, Gunung Tabur, Segah dan Tabalar di Kabupaten Berau,” jelasnya, Rabu (17/7/2024).
Kakao Berau dikenal karena karakteristik rasa dan aroma yang khas. Berkat kandungan tanah yang asam di Berau, kakao ini memiliki rasa kacang, buah segar dan sedikit pahit dengan aroma fruity dan nutty yang khas. Hal ini menjadikan Kakao Berau sebagai salah satu produk kakao terbaik di Indonesia.
Prestasi Kakao Berau telah diakui di tingkat nasional dan internasional. Pada tahun 2021, Kakao Berau berhasil masuk dalam 8 besar biji kakao terbaik pada seleksi Indonesia Nasional Kakao Excellents. Tidak hanya itu, kakao ini juga telah berhasil menembus pasar internasional dengan ekspor ke berbagai negara seperti Italia, Inggris, Belanda, Australia, Filipina, Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat.
Selain Kakao Berau, pameran ini juga menampilkan Lada Malonan Kutai Kartanegara yang terdaftar sebagai Indikasi Geografis sejak 26 September 2019. Lada ini dikenal memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi, berkisar antara 2,00 – 6,50%.
Pameran yang diadakan dalam rangka kunjungan Menteri Hukum dan HAM ini diharapkan dapat meningkatkan pengakuan internasional terhadap produk-produk unggulan Indonesia dan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi para petani di daerah.
Kakao Berau kini berdiri sebagai simbol keberhasilan produk lokal yang mampu bersaing di kancah internasional, memberikan harapan baru bagi petani kakao di Berau dan Indonesia secara keseluruhan.
“Kami berharap pameran ini dapat membuka lebih banyak peluang ekspor dan meningkatkan perekonomian para petani lokal,” tandas Santi Medina.