Insitekaltim, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan inovasi terbaru dalam industri pangan nabati melalui produk Belvapro, patty nabati berbahan dasar kacang koro benguk, kedelai dan selada laut.
Produk ini dikembangkan sebagai alternatif sumber protein yang lebih terjangkau dan ramah bagi berbagai kalangan, termasuk vegetarian dan masyarakat umum.
Ketergantungan pada sumber protein hewani sering kali menjadi tantangan, terutama karena harga yang relatif tinggi dan keterbatasan konsumsi bagi sebagian kelompok. Sementara itu, kedelai sebagai sumber protein nabati utama masih menghadapi kendala dalam pemenuhan kebutuhan nasional.
Oleh karena itu, BRIN mengembangkan alternatif berbasis protein minor yang lebih mudah diakses dan memiliki potensi tinggi dalam mendukung ketahanan pangan.
Periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Miftakhussolikhah menjelaskan bahwa kacang koro benguk dan selada laut merupakan bahan baku lokal yang kaya protein namun masih jarang dimanfaatkan.
“Melalui inovasi pengolahan kacang koro benguk serta penyebaran informasi mengenai nilai gizinya, diharapkan masyarakat menjadi lebih tertarik untuk mengonsumsi dan berbagai produk olahannya,” kata Miftakhussolikhah dalam Instagram resmi BRIN_Indonesia.
Produk Belvapro dikembangkan dengan teknologi daging analog, yakni produk pangan berbahan nabati yang memiliki tekstur, warna, aroma dan sensasi menyerupai daging hewani.
Keunggulan patty ini terletak pada kandungan protein yang tinggi, mencapai lebih dari 18%, dengan tingkat kecernaan protein sebesar 80,50%.
Selain itu, produk ini juga mengandung antioksidan yang tinggi, menjadikannya pilihan sehat bagi konsumen yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa mengorbankan pengalaman kuliner.
Dari segi kepraktisan, Belvapro dapat dimasak dengan mudah dan sesuai untuk berbagai jenis masakan. Harganya yang lebih ekonomis dibandingkan daging konvensional juga menjadikannya pilihan menarik bagi konsumen, khususnya generasi muda yang semakin peduli dengan pola makan sehat dan berkelanjutan.
Riset terhadap sumber protein alternatif seperti kacang koro benguk dan selada laut diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
BRIN menekankan bahwa inovasi ini tidak hanya membuka peluang bagi industri pangan, tetapi juga mendorong masyarakat untuk mulai membudidayakan kacang koro benguk.
“Sehingga dapat mendorong masyarakat untuk menanam kacang koro benguk, karena cocok dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia sebagai upaya ketahanan pangan nasional,” jelas Miftakhussolikhah.
Saat ini, produk Belvapro tengah dalam proses paten dan BRIN membuka peluang bagi industri maupun UKM yang tertarik untuk bekerja sama dalam pemasaran produk ini.
Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan produk berbasis protein nabati, sekaligus menciptakan solusi pangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.