Insitekaltim, Samarinda – Saat hujan turun dan udara makin lembap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) juga mengintai. Dokter Andi Satya Adi Saputra, Anggota DPRD Kalimantan Timur memberikan peringatan tegas kepada masyarakat. “November adalah bulan yang rawan untuk DBD.”
Menyambut musim basah ini, ia menekankan pentingnya langkah-langkah preventif sederhana yang efektif melawan DBD. Setiap tetes air yang tertinggal di rumah bisa menjadi “sarang kecil” yang siap diambil alih oleh nyamuk Aedes aegypti, sang pembawa virus.
Siapa sangka, kaleng bekas atau pot bunga di sudut rumah bisa berubah menjadi “pabrik nyamuk” saat musim hujan? Andi Satya mengimbau masyarakat untuk rutin menguras tempat-tempat yang mudah menampung air.
“Jangan remehkan genangan kecil seperti ember, vas, atau penampung air kecil lainnya bisa jadi sarang nyamuk,” tegasnya, Sabtu (2/11/2024). Langkah-langkah sederhana seperti ini dapat berdampak besar dalam menghambat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, peran komunitas sekitar sangatlah penting. Pemberdayaan kelompok lingkungan atau kader kesehatan dapat membantu mengingatkan warga, terutama di daerah-daerah yang rentan DBD, untuk rutin membersihkan area sekitar rumah mereka. Semangat gotong royong inilah yang membuat tindakan kecil seperti ini berdampak besar dalam mencegah DBD.
Tentu saja, mencegah nyamuk tidak cukup hanya dari luar rumah. Di dalam rumah, Andi Satya menyarankan masyarakat untuk menggunakan lotion atau semprotan nyamuk secara teratur, terutama di malam hari. Memasang kelambu atau jaring pada jendela juga merupakan tindakan pencegahan sederhana yang efektif.
“Dengan kelambu dan jaring, kita bisa melindungi anak-anak dan keluarga dari gigitan nyamuk,” jelas Andi.
Ini bukan hanya soal kenyamanan tidur, tetapi juga perlindungan dari risiko penyakit. Dengan memasang perlindungan ini, risiko tertular DBD di dalam rumah dapat ditekan seminimal mungkin.
Andi Satya menekankan bahwa pencegahan DBD membutuhkan upaya kolektif, bukan hanya individu. Ia berharap masyarakat dan pemerintah bisa bersinergi, terutama dalam hal kebersihan lingkungan. Kampanye penyuluhan oleh pemerintah dan kolaborasi masyarakat dapat mengoptimalkan pencegahan penyebaran DBD.
“DBD ini masalah kita bersama, jadi gotong royong adalah kuncinya. Masyarakat perlu aktif dan pemerintah perlu hadir mendukung,” tegasnya. Ia juga mendorong diadakannya penyuluhan rutin dan pembersihan lingkungan secara massal, agar ancaman DBD bisa ditekan lebih efektif.
Menjaga kebersihan bukan hanya untuk kesehatan hari ini, tapi juga investasi bagi generasi berikutnya. Lingkungan yang bersih tak hanya mengusir DBD, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi penyakit lain yang terkait dengan lingkungan. “Jika kita ingin anak-anak kita hidup di lingkungan yang sehat, kita perlu mulai dari diri sendiri,” kata Andi.
Masyarakat diimbau untuk mulai dari tindakan kecil seperti menguras bak mandi atau menutup penampung air.
Di saat masyarakat bahu-membahu menjaga kebersihan, ancaman nyamuk pun bisa ditekan. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
“Saatnya melawan nyamuk dan DBD dengan langkah-langkah sederhana, demi kesehatan bersama,” tutupnya.