Insitekaltim,Bandung-Jika anda mulai jenuh dengan wisata pantai, sesekali bolehlah mencoba suasana alam yang sejuk, segar dan hijau. Salah satu destinasi wisata alam yang bisa anda coba nikmati adalah Kawah Rengganis yang berada di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Dari Kota Bandung anda hanya butuh waktu perjalanan sekitar dua jam melalui jalur Ciwidey. Anda akan terlebih dulu menikmati jalanan menanjak berliku dan berbukit dengan pemandangan rumah penduduk yang padat di sisi kanan dan kiri jalan. Sesekali anda akan melihat petak-petak kebun buah stroberi milik masyarakat setempat.
Lepas dari padat permukiman penduduk, pengunjung akan menikmati jalanan berkelok menanjak dengan hamparan kebun teh yang sangat indah dan menenangkan. Perkebunan itu milik PTPN VIII Rancabali.
Tapi sebelum menuju Kawah Rengganis, sebaiknya anda sudah harus bersiap membawa baju hangat atau jaket, karena hawa di perbukitan teh milik perusahaan negara, PTPN VIII Rancabali itu lumayan dingin.
Semua areal wisata Kawah Rengganis adalah areal PTPN VIII Rancabali. Namun seiring perkembangan zaman dan minat masyarakat yang sangat tinggi untuk menikmati keindahan wisata alam, maka PTPN VIII Rancabali kemudian menerima tawaran kerja sama investor untuk menjadikan Sebagian Kawasan kebun teh milik negara itu menjadi obyek wisata yang juga sangat menguntungkan.
Setibanya di Kawasan wisata yang berada di ketinggian 1.300 Mdpl itu pengunjung akan disambut dengan sajian welcome drink tea (teh selamat datang) dari pengelola kawasan wisata alam Kawah Rengganis. Pengelola menyiapkan dua pilihan teh panas untuk pengunjung menghangatkan tubuh, yakni teh manis dan teh tawar.
Selanjutnya, pengunjung bisa langsung mencoba menguji nyali melintasi Suspension Bridge atau Jembatan Gantung Kawah Rengganis yang memiliki panjang 370 meter dan ketinggian ratusan meter dari dasar tanah. Bagi mereka yang takut akan ketinggian, sebaiknya tak melihat ke bawah kawah atau sungai yang mengalir di bawah jembatan gantung, sebab sudah pasti jantung akan berdetak kencang dan lutut akan bergetar. Tapi tenang saja, sebab pengelola sudah memberikan pengamanan super aman agar jembatan yang kadang berayun untuk tidak putus dan membahayakan pengunjung.
Setelah berhasil melewati Suspension Bridge Kawah Rengganis, pengunjung juga bisa menikmati kereta gantung di areal yang sama. Lama perjalanan kereta gantung menyeberangi Kawah Rengganis sekira 3 menit. Bolak balik hanya butuh sekitar 6 menit.Pengunjung juga bisa memilih rute jalan kaki untuk melihat Kawah Rengganis, tanpa menggunakan kereta gantung.
“Alhamdulillah kunjungan sudah mulai ramai setelah pandemi,” kata Maman, petugas kereta gantung Kawah Rengganis.
Maman menjelaskan untuk hari-hari kerja sekitar 500an pengunjung. Sedangkan akhir pekan 3.000 sampai 4.000 pengunjung. Kalau libur hari raya atau tahun baru bisa lebih banyak lagi.
“Kebanyakan mereka tidak jadi naik kereta gantung karena malas menunggu, karena antrean sangat panjang,” tambah Maman.
Masuk kawasan ini, pengunjung tak perlu khawatir, sebab pengelola telah menyiapkan lahan parkir yang sangat luas, kemudian ada musala, dan warung-warung untuk membeli cemilan atau untuk makan.
Harga tiket Suspension Bridge Kawah Rengganis cukup murah dan sangat terjangkau. Tiket regular Rp70 ribu. Sementara tiket terusan untuk Glamping Lakeside semua wahana ditambah Situ Patenggang dan Suspension Bridge Kawah Rengganis cukup Rp100 ribu per orang.
Bagi kalian yang ingin menikmati malam di sekitar area tersebut, pihak pengelola destinasi wisata juga telah menyiapkan glamour camping (glamping) yakni Glamping Lakeside. Jaraknya hanya sekitar 2 km. Di Glamping Lakeside ini, pengunjung bisa datang bersama keluarga dan berombongan karena kamar-kamar camping yang disiapkan cukup lega dan bisa menampung 6-8 orang. Di sini, pengunjung juga bisa langsung menikmati keindahan Danau Patenggang atau Situ Patenggang. Di sini juga ada mitos Batu Cinta, tempat pertemuan Dewi Rengganis dan Raden Kian Santang yang konon mitosnya, mereka menangis bahagia setelah bertahun-tahun berpisah tidak saling bertemua dan saling mencari.
“Tangisan bahagia Dewi Rengganis saat bertemu Raden Kian Santang itulah yang menjadi danau ini, Situ Patenggang. Patenggang artinya kira-kira ya, berjarak. Mereka sangat bahagia bisa bertemu Kembali setelah lama berpisah,” cerita Sarah, pemandu wisata mengisahkan mitos Situ Patenggang.
Di sini, para pengunjung juga dimanjakan pengelola dengan menikmati sarapan pagi di atas Phinisi. Bangunan berbahan kayu menyerupai kapal besar atau phinisi dengan pamandangan cantik Situ Patenggang.
Bagi kalian yang penasaran, buruan deh datang ke Kawah Rengganis dan bermalam di Glamping Lakeside. Selamat berwisata.