Insitekaltim, Samarinda – Menjelang momen Iduladha, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengajak masyarakat untuk mulai meninggalkan penggunaan kantong plastik dalam pembagian daging kurban. Upaya ini menjadi bagian dari kampanye lingkungan yang lebih luas, sejalan dengan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang mengangkat tema “Hentikan Polusi Plastik”.
Ajakan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim Sri Wahyuni usai menghadiri Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik di halaman Islamic Center Samarinda, Kamis 5 Juni 2025. Dalam kesempatan itu, ia berbicara tentang pentingnya memikirkan alternatif pembungkus yang lebih ramah lingkungan untuk momen besar seperti kurban.
“Kita berharap nanti saat pembagian daging kurban bisa menggunakan media non-plastik. Ini memang tantangan tersendiri, tapi juga peluang,” ujarnya kepada awak media.
Sri Wahyuni melihat momentum ini sebagai kesempatan untuk menghidupkan kembali tradisi sekaligus mengembangkan ekonomi kreatif lokal. Menurutnya, Kaltim memiliki potensi bahan alam yang melimpah yang bisa diolah menjadi pembungkus daging kurban, seperti besek dari daun pandan, janur, atau bahan anyaman lainnya.
“Kita punya pelaku usaha kerajinan yang bisa buat kantong dari janur, dari daun-daun lokal. Kalau bisa diproduksi massal dengan harga terjangkau, kenapa tidak kita pakai untuk menggantikan plastik?” ujarnya.
Ia juga menyebut, alternatif seperti itu bukan hanya solusi ekologis, tetapi juga membuka jalan bagi model ekonomi baru yang memberdayakan masyarakat. Dengan permintaan musiman yang besar seperti Iduladha, pengrajin lokal bisa didorong untuk meningkatkan kapasitas produksi dan inovasi desain.
Selain bahan sekali pakai dari alam, Sri Wahyuni juga mempertimbangkan opsi pembungkus yang bisa digunakan ulang, misalnya dari rotan atau kain. Bagi sebagian kalangan, solusi ini mungkin lebih cocok karena bisa dicuci dan digunakan kembali dalam jangka panjang.
“Kita memang tetap butuh media pembungkus, tapi yang penting medianya bukan plastik. Nah, di sinilah kreativitas masyarakat dan pelaku usaha kita diuji,” tambahnya.
Ajakannya tersebut dilontarkan usai kegiatan aksi bersih sampah plastik di kawasan Islamic Center. Sampah plastik yang ditemukan cukup banyak, terutama di selokan dan sekitar taman. Temuan ini menjadi pengingat bahwa plastik sekali pakai masih menjadi masalah serius di ruang-ruang publik.
Kegiatan bersih-bersih ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang melibatkan ASN, pelajar, mahasiswa, komunitas lingkungan, serta relawan. Fokus kegiatan adalah membangun kesadaran akan dampak plastik terhadap lingkungan dan mendorong perubahan perilaku dari level individu.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji juga menyoroti langsung tumpukan sampah plastik di selokan Islamic Center yang dinilai bisa memicu banjir. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama dari kendaraan saat di perjalanan.
“Kelihatannya kecil, tapi kalau semua orang buang sampah dari mobil, lama-lama menumpuk. Bisa menyumbat saluran air dan bikin banjir,” ujarnya dalam kegiatan yang sama.
Menyambung gerakan ini, Kepala DLH Kaltim Sanusi Anwar menambahkan bahwa pihaknya akan menyiapkan keranjang khusus bertuliskan “Sedekah Sampah” yang ditempatkan di area publik untuk mengumpulkan botol dan gelas plastik bekas. Hasilnya akan disalurkan ke bank sampah dan kelompok pengelola untuk dimanfaatkan kembali.
“Kalau dari rumah sudah bisa pisahkan sampah, mulai dari plastik sampai sisa makanan, pengelolaannya akan jauh lebih mudah. Sampah organik pun bisa dimanfaatkan, misalnya jadi pakan maggot atau bahan kompos,” ujar Sanusi.
Langkah-langkah ini diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk mulai berpikir lebih bijak dalam menggunakan kemasan, bukan hanya saat berkurban, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Mengurangi plastik bukan hanya soal lingkungan. Ini juga tentang cara hidup yang lebih bertanggung jawab,” tutup Sri Wahyuni. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri