Reporter: Emmi – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Memasuki 100 tahun berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) tepatnya 2 September 2022. Rupanya banyak mengalami pasang surut dalam organisasi.
Hal itu disampaikan Sekertaris Jenderal (Sekjen) Ir Tono Suharyanto usai mengikuti kegiatan Diklat Nasional pelatih pencak ajaran wasit dan juri PSHT Pusat Madiun Wilayah Kaltimtara, di Gedung IPSI daerah Polder Air Hitam, Jumat (14/1/2022)
Ia menilai, di usia 100 tahun PSHT bukan perjalanan yang pendek. Namun sejak pendiri Ki Hadjar Hardjo Oetomo banyak pengalaman yang luar biasa.
“Ini merupakan perjalanan panjang organisasi. Alhamdulilah organisasi kami di dalam perjalanan mampu memasuki usia 100 tahun,” ucapnya.
Tono mengatakan dalam pengelolaan organisasi PTHT, pihaknya mengedepankan tiga pilar dalam pengelolaan. Yakni pertama sebagai organisasi persaudaraan. Kedua, sebagai organisasi pengabdian. Ketiga, sebagai organisasi percontohan.
“Jadi orang-orang yang ada didalam organisasi betul-betul bergerak dalam mengembangkan organisasi ini dari hati ke hati. Ini sebagai langkah kenapa kita bisa besar sampai sekarang. Kami lebih mengutamakan segala permasalahan yang ada diselesaikan secara kekeluargaan,” pungkasnya.
Sementara itu, Suparlan Ketua PSHT Cabang Kutai Barat (Kubar) membeberkan bahwa guna mengikuti kegiatan diklat nasional guna bagaimana pelatih dan wasit juri dapat mengikuti event dan pertandingan sesuai dengan acuan yang sudah ditetapkan.
“Jadi dari kubar ada 13 peserta, 8 orang untuk diklat pelatih ajaran. kemudian, sisanya ikut di wasit dan juri, karena wasit dan juri satu paket,” ungkapnya.
Ia pun berharap agar kedepannya para atlet silat Kubar dapat mengikuti aturan-aturan yang berlaku di Ikatan Persatuan Silat Indonesia (IPSI).
“Tentu dalam hal pelaksanaan nanti dapat mengikuti peraturan-peraturan dari IPSI yang terbaru,” pungkasnya.