Insitekaltim, Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Dr H Rudy Mas’ud menghadiri pembukaan Jambore Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2025 yang digelar di Kebun Raya Universitas Mulawarman, Jalan Poros Samarinda – Bontang Km 12, Rabu, 6 Agustus 2025.
Acara yang akan berlangsung hingga 8 Agustus ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kehutanan RI dr H Sulaiman Umar Sidiq, Danrem 091/ASN Brigjen TNI Anggara Sitompul, jajaran Sekjen, Dirjen, Irjen, serta para Deputi Kementerian Kehutanan. Turut hadir pimpinan perusahaan, akademisi, Forkopimda Kaltim, serta perwakilan kepala daerah se-Kalimantan Timur.
Jambore dan apel siaga tersebut diikuti oleh berbagai unsur, termasuk TNI-Polri, Komponen Cadangan (Komcad), pemerintah daerah, mahasiswa, pelajar, dan mitra swasta. Kegiatan ini menjadi sarana konsolidasi sekaligus edukasi massal dalam pengendalian karhutla.
Dalam sambutannya, Gubernur Rudy Mas’ud menegaskan bahwa Jambore Dalkarhutla bukan sekadar ajang berkumpul atau seremonial semata. Menurutnya, kegiatan ini adalah bentuk nyata panggilan jiwa untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan yang berulang setiap tahun.
“Ini adalah panggilan untuk menjaga dan menyelamatkan bumi. Tidak hanya untuk kita saat ini, tapi juga untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Ia menyerukan agar seluruh elemen bangsa bersatu dan bergerak cepat untuk mencegah bencana ekologis akibat karhutla. Gubernur menekankan pentingnya kerja kolektif yang taktis, cepat, dan tuntas agar Kalimantan Timur tetap aman dari bencana asap.
Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Sidiq dalam arahannya menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum meningkatkan kewaspadaan bersama menghadapi musim kemarau. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Agustus-September diprediksi berada di tingkat rendah hingga menengah.
“Musim kemarau tahun ini tergolong kemarau basah, namun tetap ada kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,3 hingga 0,6 derajat celsius di wilayah Indonesia,” terangnya.
Menurut data terkini, Kalimantan Timur telah mencatat 66 titik panas sejak Januari hingga awal Agustus 2025. Operasi pemadaman telah dilakukan sebanyak 63 kali, dengan luas lahan terdampak mencapai 331,96 hektar berdasarkan citra satelit hingga Mei.
Beberapa daerah lain seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan telah menetapkan status darurat. Kaltim sendiri saat ini masih berada pada status siaga.
“Namun, jangan lengah. Kita tetap harus tingkatkan kesiapsiagaan untuk meminimalisir risiko karhutla,” ujar Wamen.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam penyelamatan hutan dan lahan. Jambore ini sekaligus menjadi kampanye publik untuk mengedukasi pelajar, mahasiswa, dan komunitas agar lebih peduli terhadap lingkungan.
Kegiatan pembukaan ditandai dengan penyematan tanda peserta dan pemeriksaan barisan apel siaga. Selain itu, dilakukan pula penanaman pohon secara simbolis oleh Wamen Kehutanan bersama Gubernur, serta peninjauan fasilitas dan sarana pengendalian karhutla.
Jambore tahun ini mengangkat tema “Bersatu untuk Kalimantan Timur Bebas Asap”, mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor demi lingkungan yang lebih baik. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor: Sukri