Insitekaltim, Balikpapan — Menghadapi puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2025, Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat berdampak luas terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pernyataan itu disampaikan Gubernur saat membuka kegiatan Konsolidasi Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan yang digelar di Hotel Novotel Balikpapan, Jumat, 4 Juli 2025. Kegiatan ini diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, serta perwakilan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), termasuk Ketua Bidang Sustainability Gapki, Bambang Dwi Laksono.
“Sebanyak 99 persen kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh aktivitas manusia. Artinya, hal ini bisa kita cegah bersama melalui kesadaran, kedisiplinan, dan komitmen kolektif,” ujar Gubernur Rudy Mas’ud di hadapan para peserta kegiatan.
Ia menekankan bahwa meskipun para petugas di lapangan memiliki dedikasi tinggi dalam melakukan pemadaman, namun pencegahan tetap menjadi langkah paling strategis dan efisien dalam melindungi ekosistem.
“Petugas kita selalu siap bekerja keras, tetapi harus diakui, mencegah tetap jauh lebih baik daripada memadamkan. Pencegahan adalah kunci utama,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mendorong sinergi lintas sektor dalam penanggulangan karhutla. Menurutnya, upaya ini tak bisa hanya mengandalkan satu pihak, melainkan harus melibatkan seluruh komponen—pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dunia usaha, dan masyarakat.
“Apalagi Kalimantan Timur memiliki wilayah hutan dan lahan gambut yang cukup luas dan rentan terbakar. Kerja sama semua pihak adalah keniscayaan,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memberikan apresiasi terhadap tren penurunan jumlah titik api di wilayah Kalimantan Timur. Berdasarkan data hingga pertengahan tahun 2025, hanya terdeteksi 15 titik api, yang merupakan penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Penurunan ini menunjukkan hasil nyata dari kolaborasi yang terus dibangun, serta masih tingginya curah hujan di sebagian wilayah Kaltim. Namun, kita tidak boleh lengah,” ujar Menteri Hanif.
Ia menekankan bahwa dunia usaha, terutama sektor perkebunan sawit yang tergabung dalam Gapki, harus tetap waspada dan mempersiapkan skema pencegahan secara menyeluruh. Hal ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana pemadaman, penguatan sistem pelaporan dini, serta pelatihan berkala bagi tenaga lapangan.
“Kita dorong agar seluruh perusahaan menyusun rencana tanggap darurat secara berkala, serta melibatkan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) dalam patroli dan edukasi,” katanya.
Menteri Hanif juga menyoroti pentingnya penggunaan teknologi dalam mendeteksi dini kebakaran. Menurutnya, integrasi data satelit dengan pelaporan di lapangan dapat membantu mempercepat respons penanganan, sehingga api bisa segera dipadamkan sebelum meluas.
“Koordinasi antara pusat dan daerah harus lebih cepat dan responsif. Kita tidak boleh menunggu sampai api besar baru bertindak. Prinsip kita: deteksi dini, lapor cepat, tanggap cepat,” ujarnya.
Ketua Bidang Sustainability Gapki, Bambang Dwi Laksono menyatakan kesiapan sektor swasta untuk mendukung program pemerintah dalam penanggulangan karhutla. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar perusahaan anggota Gapki telah memiliki tim tanggap darurat dan sarana pemadam yang sesuai standar.
“Kami terus meningkatkan kapasitas internal, termasuk memberikan pelatihan kepada karyawan dan masyarakat sekitar. Ini bukan hanya kewajiban, tapi juga bentuk tanggung jawab moral kami terhadap lingkungan,” kata Bambang.
Melalui kegiatan ini, seluruh pihak diharapkan semakin meningkatkan koordinasi dan kesiapannya menghadapi musim kemarau. Pemerintah pun akan terus melakukan evaluasi berkala untuk memastikan seluruh wilayah, terutama yang rawan karhutla, berada dalam kondisi siaga penuh.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, Kalimantan Timur optimistis dapat menekan risiko kebakaran hutan dan lahan secara signifikan di tahun ini. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor: Sukri