Insitekaltim, Samarinda – Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) menawarkan kerja sama Program Fantastic atau Fair and Accelerated Energy Transition Towards Carbon Neutrality kepada Pemprov Kaltim.
Tawaran kerja sama ini disampaikan GIZ kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni dalam satu pertemuan konsultasi penjajakan kerja sama di Kantor Gubernur Kaltim, Rabu 30 April 2025.
Pertemuan ini dalam rangka menindaklanjuti negosiasi kerja sama pembangunan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Federal Jerman di Berlin, pada 24-25 September 2024.
Kala itu pertemuan menyepakati sejumlah kerja sama baru, salah satunya adalah Program Fantastic yang akan dilaksanakan oleh Bappenas dan GIZ.
Salah satu output dari kerja sama ini bertujuan mendukung pelaksanaan rencana diversifikasi dan transformasi ekonomi Kalimantan Timur yang proses perencanaannya saat ini sedang berlangsung melalui dukungan kerja sama IKI JET.
Pertemuan dihadiri Director GIZ Energy Program Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert, didampingi Ade Cahyat, Felix Breithaupt, dan Simon Zellner. Dari Pemprov Kaltim, tampak hadir Kepala Bappeda Yusliando beserta jajaran, Kepala DPMPTSP Fahmi Prima Laksana, perwakilan perangkat daerah terkait lingkup Pemprov Kaltim, perwakilan Bank Indonesia Kaltim, DDPI Kaltim dan GGGI,
Sekda Sri Wahyuni menyambut baik dipilihnya Kaltim dalam Program Fantastic, yang akan membantu dalam tahap pelaksanaan rencana transformasi ekonomi Kaltim.
“Karena perencanaan tentu perlu dukungan pelaksanaan. Ini menjadi kesinambungan yang sepatutnya perlu dilanjutkan. Kita ingin bersinergi untuk mewujudkan transformasi ekonomi di Kaltim,” kata Sri Wahyuni.
Kaltim, lanjut dia, dengan potensi-potensi energi baru terbarukan yang ada diharapkan mendapatkan dukungan dari masyarakat untuk pengembangannya. Tentunya juga didukung program Fantastic yang dilaksanakan oleh GIZ.
“Mudah-mudahan masyarakat bisa mendukung. Tentu kita ingin membangun pemahaman dari masyarakat, terkait potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di wilayah kita. Sehingga keterlibatan masyarakat juga memberikan manfaat kepada masyarakat,” jelas Sri Wahyuni.
“Maka effort kita untuk meningkatkan energi baru terbarukan pada bauran energi di Kaltim bisa tumbuh dengan baik,” harapnya.
Diakui Sri Wahyuni, saat ini di Kaltim pun penggunaan energi selain fosil masih dominan menggunakan tenaga surya. Belum menggunakan potensi-potensi lainnya, seperti sawit dan tenaga air (aliran air).
“Terima kasih untuk kepercayaan menjadikan Kaltim sebagai fokus untuk regional Kalimantan dari program Fantastic,” ucap Sri Wahyuni.
Sebelumnya, Director GIZ Energy Program Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert mengungkapkan Program Fantastic membantu dalam tahap pelaksanaan rencana transformasi ekonomi Provinsi Kaltim yang telah dimulai kebijakannya sejak tahun 2005. Salah satunya adalah upaya Kaltim pada target 2045 sebesar 79 persen energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi lokal. Posisi Kaltim saat ini pada angka 12 persen. Termasuk target 100 persen EBT pada 2045 di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang lokasinya berada di wilayah Kaltim.
“Fantastic adalah proyek transisi energi melalui peningkatan pengembangan energi baru terbarukan. Di mana kita fokus pada aspek sosial, melalui pengelolaan sosial,” beber Lisa Tinschert.
Pihaknya ingin memastikan masyarakat untuk menerima proyek besar sebagai bagian dari transisi energi. Termasuk bagaimana melibatkan masyarakat dalam kegiatan proyek. “Bahkan masyarakat lokal bisa menjadi pemiliknya,” ungkapnya.