Insitekaltim, Samarinda– Bagaimana jika sebuah mal modern tak hanya menjadi tempat belanja, tetapi juga menjadi pusat inovasi dan kebanggaan daerah? Inilah gagasan besar di balik Samarinda Kreatif Mal (SKM), sebuah ide yang digagas oleh Aji Sofyan Effendi, Ketua Tim Kajian Transformasi Ekonomi Kalimantan Timur.
Mal ini bukan sekadar pusat perbelanjaan biasa. SKM dirancang untuk memamerkan dan memasarkan kekayaan produk lokal khas Samarinda dan Kalimantan Timur, mulai dari kain tenun, sarung, aksesoris, hingga batik khas daerah yang selama ini belum tersentuh produksi massal.
“Banyak produk kita punya potensi besar, tetapi masih sulit ditemukan karena belum diproduksi dalam skala besar. SKM akan menjawab tantangan itu,” ujar Aji Sofyan saat diwawancarai usai seminar yang digelar Bank Indonesia, Rabu (4/12/2024).
Dengan konsep modern sekelas mal besar seperti SCP atau Big Mall, SKM akan menjadi destinasi belanja yang menawarkan lebih dari sekadar produk kerajinan. Kuliner khas, kosmetik, hingga produk berbasis perikanan seperti olahan ikan aruan juga akan menghiasi etalasenya.
“Saya membayangkan SKM sebagai one stop shopping untuk semua kebutuhan oleh-oleh khas Samarinda. Tidak perlu lagi bingung mencari, semua tersedia di sini,” tambah pria yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) itu.
Tak hanya menawarkan produk jadi, SKM juga akan dilengkapi ruang kreatif seperti studio desain, ruang fesyen dan fasilitas pengolahan. Fasilitas ini dirancang untuk mendukung pelaku usaha lokal agar terus berinovasi dan menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Di sini para pelaku usaha bisa belajar, mencipta, dan memasarkan produknya sekaligus. SKM bukan hanya mall, tetapi ekosistem ekonomi kreatif,” jelas ekonom Unmul itu.
Berbeda dengan mal pada umumnya, lokasi SKM direncanakan berada di luar pusat kota, seperti Samarinda Seberang, Samarinda Utara, atau Palaran. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan menghidupkan kawasan yang selama ini kurang dilirik.
“Selama fasilitasnya lengkap dan aksesnya mudah, pengunjung pasti datang. Kita ciptakan gula dulu, semut pasti akan datang,” katanya.
Meski ide ini masih dalam tahap konseptual, Aji Sofyan percaya SKM bisa terwujud jika ada dukungan penuh dari pemerintah dan pemangku kepentingan. “Ini bukan hanya tentang mal, ini tentang mengubah wajah ekonomi Samarinda. Dukungan dari pemerintah kota dan provinsi sangat penting,” tuturnya.
Menurutnya, langkah lanjutan seperti seminar dan dialog dengan Pemerintah Kota Samarinda serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diperlukan untuk merealisasikan gagasan ini. “Ide ini masih berupa konsep awal yang membutuhkan dukungan luas,” ungkap Aji.